Tag: BPS


  • Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan IV 2024 tumbuh 5,32 persen (year on year/yoy). Kabar ini menjadi legacy Pj Gubernur Lampung Samsudin yang ditunggu-tunggu menjelang akhir jabatannya.

    Bandarlampung (Progres.co.id): Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung baru saja merilis laporan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan IV 2024, Rabu, 5 Februari 2025.

    BPS melaporkan perekonomian Lampung tahun 2024 berdasarkan Produk Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp483.882,02 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp281.557,20 miliar.

    Mendasari itu, BPS Lampung menyimpulkan ekonomi Lampung 2024 tumbuh sebesar 4,57 persen, menguat dibanding 2023 yang tumbuh sebesar 4,55 persen.

    Pertumbuhan tertinggi  di sisi produksi terjadi pada lapangan usaha Jasa Lainnya yang tumbuh 10,63 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran tertinggi pada  Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 12,15 persen.

    Ekonomi Provinsi Lampung triwulan IV-2024 terhadap triwulan IV-2023 (y-on-y)
    mengalami pertumbuhan sebesar 5,32 persen. Sumber: BPS Lampung

    BPS juga melaporkan perkembangan perekonomian Lampung yang berhasil melampaui ekspetasi 5 persen, yakni sebesar 5,32 persen pada Triwulan IV 2024, atau melampaui pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai  5,02 persen (yoy).

    Capaian 5,32 persen tersebut didukung tingginya pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan yang mencapai 14,16 persen dan meningkatnya komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh 12,31 persen.

    Secara historis, ekonomi Lampung pada 2024 (yoy) mencapai 3,20 persen pada Triwulan I. Naik pada Triwulan II menjadi 4,80 persen.

    Pada Triwulan III naik tipis menjadi 4,81 persen, lalu memuncak pada Triwulan IV sebesar 5,32 persen.

    Capaian pertumbuhan ekonomi Triwulan IV 2024 sebesar 5,32 persen merupakan legacy terakhir Pj Gubernur Samsudin sekaligus melengkapi keberhasilan  stabilisasi makro ekonomi lainnya yang sudah dicapai pada akhir tahun 2024.

    Di bawah kepemimpinan Pj Gubernur Samsudin tingkat inflasi terjaga dalam rentang target 1,5-3,5 persen (yoy).

    Di eranya pula, Nilai Tukar Petani (NTP) memuncak sebesar 129,01 pada Desember 2024. Bahkan terus melejit hingga menembus 32 poin di atas titik impas (100) pada Januari 2025.

    Ini adalah NTP tertinggi di sepanjang tahun 2024, bahkan menjadi angka tertinggi yang pernah diraih provinsi ini sejak konsep NTP diperkenalkan.

    Pj Gubernur Lampung Samsudin dilantik Mendagri Tito Karnavian pada Rabu, 19 Juni 2024. Ia diwarisi tingkat inflasi sebesar 3,09 persen oleh Gubernur Arinal.

    Diketahui,  inflasi Lampung pada Maret sempat meninggi  3,45 persen. Sebulan setelah Samsudin menjabat, tingkat inflasi Lampung turun drastis pada Juni 2024 menjadi 2,84 persen. Penurunan terus berlanjut hingga November 2024 sebesar 1,5 persen. Dan ditutup dengan tingkat inflasi pada Desember 2024 sebesar 1,57 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,43. Tingkat inflasi nasional pada bulan yang sama tercatat sebesar 1,57 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,80.(*)



  • Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung dan kabupaten/kota sebaiknya mewaspadai kenaikkan harga barang-barang pangan menjelang Ramadan untuk mengantisipasi naiknya tingkat inflasi yang mulai menunjukkan trend peningkatan pada Januari 2025.

    Bandarlampung (Progres.co.id): Laporan bulanan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung menjelaskan bahwa telah terjadi kenaikkan harga berbagai komoditas pada Januari 2025 hingga menimbulkan inflasi year on year (yoy) sebesar 1,04 persen dan deflasi month to month (mtm) sebesar 0,71 persen.

    Hasil survey BPS menyebutkan bahwa inflasi Januari 2025 dipicu oleh kenaikkan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau hingga mengalami inflasi sebesar 4,08 persen (yoy) dan 0,52 persen (mtm).

    Sebelumnya pada Desember 2024, kelompok ini mengalami inflasi 1,83 persen (yoy) dan 0,43 persen (mtm).

    Secara umum BPS Lampung merinci sejumlah komoditas makanan yang dominan menyumbangkan inflasi pada Desember 2024 dan Januari 2025, yakni kopi bubuk, bawang merah, cabai rawit, daging ayam ras, minyak goteng, bawang putih, makanan hewan peliharaan, telur ayam ras, cumi-cumi, nasi dengan lauk, bayam, udang basah, dan gula pasir, es, kangkung, kacang panjang, wortel,tomat, ikan kembung, ikan lele, dan ikan gabus.

    Subkelompok makanan ini pada Januari 2025 menyumbangkan inflasi sebesar 2,58 persen (yoy) dan 0,52 persen (mtm).

    Sebelumnya pada Desember 2024, inflasi pada subkelompok makanan relatif tertahan dalam persentase sangat rendah atau mendekati nol.

    Peebandingan tingkat inflasi pada dua bulan terakhir menggambarkan adanya gejala kenaikkan inflasi pada sektor makanan (pangan).

    TPID Lampung sebaiknya memberikan perhatian terhadap gejala ini. Sebab secara historis, kenaikkan harga barang pangan berpotensi mengalami kenaikkan akibat naiknya demand (permintaan) menjelang Ramadan yang jatuh pada akhir Februari dan Lebaran pada akhir Maret 2025.

    Harga Beras

    BPS Lampung tidak memasukkan beras sebagai komoditas dominan dalam laporan perkembangan inflasi pada Januari 2025.

    Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (BAPANAS), harga beras medium dan premium di Lampung relatif stabil.

    Harga beras medium di penggilingan tercatat antara Rp12.444/kg sampai Rp12.467/kg selama sepekan terakhir.

    Sementara harga beras premium di penggilingan berada dalam rentang Rp13.835/kg sampai Rp13.885/kg.

    Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada kenaikan harga beras secara bulanan baik di level penggilingan, grosir dan eceran pada Januari 2025.

    Kenaikan harga ini membuat komoditas beras menjadi salah satu komponen yang memberikan andil inflasi nasional sebesar 0,92% secara bulanan (mtm)

    “Rata-rata harga beras di penggilingan pada Januari 2025 naik 0,92% secara mtm dan turun sebesar 4,3% secara yoy,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, S.T., M.Si., M.Eng., Ph.D, dalam konferensi pers, Senin (3/2/2025).

    Sedangkan di tingkat grosir terjadi inflasi beras sebesar 0,56% secara mtm dan 1,11% secara tahunan (yoy). Di tingkat eceran, terjadi inflasi sebesar 0,36% secara mtm M dan 2,29% secara yoy.

    Laporan BPS ini berbeda dengan laporan yang disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Amran, justru menyebutkan terjadi penurunan harga beras menjadi Rp12.000/kg.

    “Di Januari, Februari tahun 2024 masih ingat itu bahkan antre membeli beras dan di data waktu itu harga rata-rata Rp 15.000/kg lebih, sekarang Rp 12.000/kg lebih,” kata Amran usai meneken nota kesepahaman dengan BPS terkait data produksi padi. Tandatangan dilaksanakan di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025).(*)



  • Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung melaporkan nilai ekspor sektor pertanian Lampung sepanjang tahun 2024 sebesar 1.018,69 juta dolar AS.  Secara kumulatif jika dibandingkan dengan tahun 2023 terjadi kenaikkan sangat tinggi sebesar 121,54 persen di sektor ini hingga melampaui  ekspor sektor industri pengolahan sebesar 14,49 persen. Sementara sektor pertambangan dan lainnya sebesar 8,42 persen.

    Bandarlampung (Progres.co.id): Berdasarkan laporan BPS Lampung total ekspor Lampung sepanjang tahun 2024 mencapai 5.588,31 dolar AS. Di mana sebesar 3.679,49 juta dolar AS disokong dari ekspor sektor industri pengolahan. Sektor pertambangan dan lainnya menyumbang 890,13 juta AS. Sementara sektor pertanian mencapai 1.018,69 dolar AS atau menyumbang sebesar 18,23 persen.

    BPS melaporkan sepuluh golongan barang utama ekspor Provinsi Lampung pada Desember 2024 adalah lemak dan minyak hewan/nabati; kopi, teh, rempah-rempah; bahan bakar mineral; olahan dari sayuran, buah, dan kacang; pulp dari kayu; ampas dan sisa industri makanan; karet dan barang dari karet; kayu, barang dari kayu; gula dan kembang gula; serta ikan, krustasea, dan moluska.

    Peningkatan ekspor terjadi pada enam golongan barang utama yaitu karet dan barang dari karet naik 84,43 persen; lemak dan minyak hewan/nabati naik 36,89 persen; pulp dari kayu naik 17,07 persen; ikan, krustasea, dan moluska naik 15,64 persen; olahan dari sayuran, buah, dan kacang naik 6,80 persen; serta ampas dan sisa industri makanan naik 4,09 persen.

    Sedangkan golongan barang yang mengalami penurunan yaitu kopi, teh, rempah-rempah turun 0,03 persen; bahan bakar mineral turun 0,23 persen; kayu, barang dari kayu turun 21,13 persen; serta gula dan kembang gula turun 24,69 persen.

    Neraca Perdagangan

    Neraca Perdagangan Luar Negeri Provinsi Lampung (November 2024, Desember 2024, Januari-Desember  2023, Januari-Desember 2024). Sumber BPS Lampung

    Kenaikan nilai ekspor sektor pertanian Lampung pada 2024 makin memantapkan surplus neraca perdagngan Lampung sebesar 3.472,34 juta dolar AS. Total nilai impor pada 2024 tercatat sebesar 2.115,97 dolar AS.

    Per Desember 2024, nilai ekspor Provinsi Lampung mencapai 569,76 juta dolar AS, lebih tinggi dari nilai impor Desember 2024 sebesar 189,74 juta dolar AS.

    Kondisi ini menjelaskan bahwa neraca perdagangan luar negeri Provinsi Lampung pada Desember 2024 mengalami surplus sebesar 380,02 juta dolar AS.

    Surplus neraca perdagangan Provinsi Lampung pada Desember 2024 diperoleh dari kelompok negara lainnya 170,41 juta dolar AS, negara yang tergabung dalam negara utama sebesar 120,69 juta dolar AS, Uni Eropa 38,47 juta dolar AS, serta kelompok negara ASEAN sebesar 50,45 juta dolar AS.(*)



  • Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) mengalami peningkatan sebesar 2,23 persen dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang turun sebesar 0,15 persen.

    Bandarlampung (Progres.co.id): Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Lampung Januari 2025 sebesar 132,07 atau naik 2,38 persen dibanding NTP bulan sebelumnya sebesar 129,01.

    Ini adalah kenaikkan yang sangat signifikan, menggambarkan ada peningkatan pendapatan petani di Lampung selama Januari 2025.

    Disebut signifikan sebab NTP Januari 2025 lebih tinggi 10,66 poin dibanding NTP Januari 2024. Bahkan posisi NTP Lampung Januari 2024 berada di atas NTP nasional yang tercatat sebesar 123,68.

    Kenaikan NTP Lampung Januari 2025 dipicu turunnya indeks biaya produksi serta penambahan barang modal yang naik 0,47 persen.

    Nilai Tukar Petani per Subsektor dan Gabungan se-Provinsi Lampung (2018=100)

    Badan Pusat Statitik (BPS) Lampung melaporkan bahwa peningkatan NTP Lampung Januari 2025 dipengaruhi oleh naiknya semua subsektor, kecuali subsektor perikanan budidaya yang turun sebesar 1,17 persen.

    Subsektor tananam hortikultura menjadi penyokong utama kenaikkan NTP sebesar 6,84 persen. Disusul subsektor tanaman perkebunan rakyat 2,81 persen, subsektor tanaman angan 1,78 persen, subsektor peternakan 0,43 persen, dan subsektor perikanan tangkap 0,81 persen.

     

     

    (*)