Lukaku Potensi Laku Skincare-mu

Alya baru saja mengunggah reels dengan kutipan sastra. “Kita adalah luka yang saling menemukan rumah.” Musiknya sendu, pencahayaannya remang, dan ekspresinya pasrah seperti habis ditinggal tapi masih berharap. Itu bukan konten biasa. Melainkan terapi.

Belum dua menit tayang, muncul komentar, “Buka endorse nggak, Kak? Skincare-ku cocok buat yang habis patah hati.”

BACA JUGA  Diet dan Dosa Martabak

Alya menatap layar. Antara kesal dan geli, ia bertanya-tanya, sejak kapan patah hati dianggap peluang pemasaran?

Ia scroll ke bawah. Ada yang komen, “Relate banget,” lalu langsung diikuti akun jualan teh herbal, “Sembuhkan lukamu dari dalam, Kak.”

Dunia maya seolah tak peduli kamu lagi rapuh. Sebab yang penting kamu punya viewers.

Mungkin benar, di era algoritma, luka bukan lagi untuk disembuhkan. Tapi dikurasi, diberi caption puitis, lalu dikonversi jadi engagement rate.(*)

Further reading

  • rampai

    Pada Rampai (Seharusnya) Kita Berjaya

    Sambal Lampung itu otentik, justru karena rampainya. (Lontar.co): Suatu ketika, dalam kontestasi memasak, Chef Renatta pernah mengomentari sambal buatan salah satu peserta yang menurutnya tak punya sensasi apa-apa kecuali pedas,”akan lebih berkarakter jika diberi tomat ceri,” kata Chef Renatta. Tomat ceri yang dimaksud Chef Renatta merujuk pada entitas buah rampai yang amat melimpah di Lampung. […]
  • Gitar yang Belum Punya Nama

    Dino, mahasiswa semester tiga di sebuah kampus negeri, duduk termenung di sudut warung kopi. Kopi hitamnya sudah dingin, tapi uap resah dari dalam dirinya masih hangat. Di antara denting sendok pengaduk dan suara motor lewat, dia mendengar getar suara hati, “Kapan aku bisa punya gitar sendiri?” Dino bisa bermain gitar, tapi tidak memiliki gitar. Sejak […]
  • Bahasa Lampung, di Tepi Jurang Terancam Punah?

    “Apa benar bahasa Lampung terancam punah, Mbak?” tanya seorang teman. Kami sedang duduk di salah satu sudut gedung Nuwo Baca Zainal Abidin Pagaralam, Bandar Lampung. Menikmati empuknya kursi berwarna cokelat, sesekali menjawab beberapa sapa petugas yang lewat. Suasana siang yang nyaman walau di luar terlihat matahari cukup menyengat. (Lontar.co): Saya menganggukkan kepala dengan pilu. Berdasarkan […]