perairan masalembo

Letkol Bakamla M. Ritaudin; Nyali Kotabumi di Perairan Masalembo

0 Comments
perairan masalembo
KM Niki Sejahtera yang terbakar di perairan Masalembo, tepat satu tahun lalu. Foto: ist

Letkol Bakamla M. Ritaudin; Nyali Kotabumi di Perairan Masalembo

0 Comments

Perairan Masalembo yang dikonotasikan sebagai Segitiga Bermuda Indonesia, seperti biasa saja buatnya.

(Lontar.co): Hari itu selepas siang, lebih dari setahun lalu, (1/8/2024), Kapal Negara (KN) Singa Laut berlayar pelan di perairan Masalembo yang sedang tenang.

Ada 19 awak kapal Badan Keamanan Laut (Bakamla) Zona Maritim Tengah, termasuk Letkol M.Ritaudin, di anjungan kapal, mengawasi perairan angker itu, dalam operasi mandiri Jala Nusa III/24 di perairan Masalembo.

Dari arah radio, panggilan mayday kemudian mendominasi ruang anjungan, sumbernya dari kapal MV Meratus Kapuas, ada kebakaran kapal penumpang; KM Niki Sejahtera. Koordinatnya berada di posisi 05° 11′ 187″ S dan 113° 43′ 943″ E.

Sirine siaga kemudian mengaum panjang, 19 ABK KN Singa Laut dalam siaga penuh menuju arah titik kebakaran.

KN Singa Laut segera bermanuver dengan kecepatan penuh membelah perairan, di anjungan Letkol M.Ritaudin juga bergegas memetakan koordinat tujuan secara presisi dan strategi evakuasi yang cepat. Rigid Inflatabel Boat (RIB) KN Singa Laut juga sudah mulai dalam posisi bersiaga.

Dari arah depan kapal, asap hitam membumbung tinggi, memanjang memenuhi langit perairan Masalembo.

Ada suara teriakan yang terus bersahutan dari arah kapal yang mulai tak stabil itu. Dari titik yang efektif, empat awak KN Singa Laut kemudian menyongsong dari dinding kanan kapal KM Niki Sejahtera dengan RIB. Dari arah anjungan, M.Ritaudin terus menenangkan para korban.

KN Singa Laut juga memutari seluruh sisi kapal untuk memastikan tak ada satupun penumpang yang tertinggal. Konsentrasinya saat itu adalah menyelamatkan semua orang.

KM Niki Sejahtera saat itu sedang berlayar dari Surabaya menuju Banjarmasin. Kapal berbobot mati 9.982 GT sepanjang 131 meter itu membawa lebih dari 150 penumpang termasuk kru kapal.

Proses evakuasi berlangsung cepat, data manifest penumpang dan muatan diidentifikasi secara menyeluruh setelah semua selamat, KN Singa Laut kemudian bergerak ke daratan.

perairan Masalembo
Prose’s evakuasi penumpang kapal KM Niki Sejahtera oleh KN Singa Laut di perairan Masalembo. Foto: ist

Angkernya Perairan Masalembo

Hari itu, KN Singa Laut berhasil mematahkan mitos perairan Masalembo yang angker dan selalu mencari korban sejak dari tragedi KMP Tampomas II yang terbakar dan tenggelam di perairan yang sama pada 27 Januari 1981, saat berlayar dari Tanjung Priok menuju Makassar.

BACA JUGA  Heboh Penghapusan Uang Komite Bisa Turunkan Inflasi Lampung, Ini Respons Kadis Pendidikan

Saat itu, 432 dari seribu lebih penumpang dinyatakan tewas dalam tragedi kecelakaan laut terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

Setelah Tampomas II, ada lebih dari 8 kasus kecelakaan kapal di sekitar perairan Masalembo.

Di tahun 2006, MV Senopati Nusantara karam di perairan ini, dan menewaskan ratusan penumpangnya.

Kemudian, ada pula KM Mutiara Indah yang tenggelam pada tahun 2007, seminggu berikutnya KM Fajar Mas juga karam di perairan yang sama. Sebulan kemudian, KM Sumber Awal juga karam.

Tahun 2009 KM Teratai Prima karam dan menewaskan banyak penumpangnya dari total sebanyak 267 penumpang yang diangkut.

KM Sumber Awal dan KM Santika Nusantara juga mengalami musibah serupa dan juga menelan korban jiwa.

Termasuk tragedi jatuhnya pesawat Adam Air 574 di perairan Masalembo pada 1 Januari 2007 yang menewaskan 102 orang dan sampai saat ini tak pernah ditemukan.

Perairan Masalembo atau Masalembu kerap kali dikonotasikan sebagai segitiga bermuda ala Indonesia. Perairan yang digambarkan melalui garis khayal yang membentang sejak dari Laut Jawa dan Pulau Bawean di Jawa Timur melebar hingga ke Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Barat.

Masyarakat setempat percaya, perairan ini ‘dikuasai’ oleh Ratu Malaka yang memimpin kerajaan gaib di wilayah tengah perairan Indonesia, seperti kebanyakan orang meyakini mitos Ratu Laut Kidul di Pantai Selatan Jawa.

Bernyali Untuk yang Bernyawa

Tapi, buat Letkol M.Ritaudin, selentingan mitos itu, ia anggap biasa saja. Ia logis, konsepsinya hanya satu dalam misi penyelamatan; tiap nyawa adalah berharga.

Di saat kebanyakan orang memilih melepas nyali sebagai konsekuensi dari daftar panjang kecelakaan yang terjadi di perairan Masalembo, KN Singa Laut menantang ketakutan itu demi misi penyelamatan.

Konsekuensi waktunya terbilang sempit, hanya hitungan menit, jika tidak, ratusan penumpang amat mungkin tak terselamatkan.

Pada kondisi kebakaran kapal, proses penyelamatan memang amat beririsan dengan waktu, respon yang cepat adalah prioritas, karena potensi api yang membesar dan menghabisi kapal hanya berlangsung dalam hitungan menit.

BACA JUGA  “Tersisih”

Sementara, pada KM Niki Sejahtera, yang panjangnya 131 meter, proses evakuasi tidaklah ringan, penumpang yang terpencar hingga yang masih berada dalam ruang-ruang kapal menjadi kendala paling sulit dalam penyelamatan.

Sepanjang proses evakuasi penumpang KM Niki Sejahtera, 19 ABK KN Singa Laut membagi tugas secara efektif di situasi yang genting di tengah laut, penumpang yang teridentifikasi luka dibagi berdasarkan klasifikasi; berat dan ringan, untuk mendapatkan prioritas penanganan kedaruratan.

Pada tayangan langsung di salah satu teve nasional yang amat dramatis, banyak yang tak yakin, akan ada penumpang yang selamat, merujuk dari banyaknya kecelakaan-kecelakaan kapal di perairan Masalembo yang mistis.

Tapi, semua berhasil selamat, ratusan penumpang di evakuasi dengan cepat dan berantai, dari RIB menuju KN Singa Laut, secara estafet.

Itu pun, ABK KN Singa Laut masih tetap menyisir tiap detail ruang di KM Niki Sejahtera untuk memastikan tak ada satupun korban yang luput dari penyelamatan.

“Pada evakuasi itu, hanya 1 yang luka bakar, dan 1 korban mengalami stroke dan asma. Ratusan penumpang lainnya berhasil kami selamatkan,” tegas M. Ritaudin.

Penjaga Laut RI

Di Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia, siapa yang tak mengenal nama angker KN Singa Laut 402, namanya tertoreh sepanjang misi penyelamatan, penyergapan hingga misi kemanusiaan yang ia lakukan.

Kapal patroli sekelas kapal induk ini mulai dibangun tahun 2012 lalu, dan resmi beroperasi pada tahun 2013 yang langsung bertugas mengamankan KTT APEC di Nusa Dua Bali tahun 2013 lalu.

Kapal yang berkecepatan 25 knot per jam ini punya kemampuan gerak hingga batas maksimal 200 mil laut atau 370 kilometer dari lepas pantai, dengan manuver yang presisi termasuk menghadapi situasi laut yang ekstrim sekalipun,

Banyak prestasi yang diukir KN Singa Laut dalam banyak misi, utamanya pada proses SAR termasuk menghalau kapal asing yang berlayar di wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

BACA JUGA  Thomas Amirico Beberes Pendidikan di Lampung, Buruk Muka (Tak Ingin) Cermin Dibelah
perairan Masalembo
Letkol M.Ritaudin memberi penjelasan usai prose’s evakuasi penumpang kapal KM Niki Sejahtera. Foto: ist

Terlebih sejak KN Singa Laut dikomandoi Letkol M.Ritaudin, putra asli kelahiran Kotabumi yang hampir sebagian besar penugasannya banyak di kapal amfibi (Satfib) TNI Angkatan Laut dan banyak melintang di komando armada timur (Koarmatim) dan barat (Koarmabar).

Misi penyelamatan penumpang KM Niki Sejahtera yang dilakukan oleh Letkol M.Ritaudin adalah satu dari sekian banyak misi penyelamatan yang sukses ia lakukan dengan meminimalisir korban jiwa.

Di perairan Riau, nama perwira lulusan SMP 5 Kotabumi ini amat ditakuti oleh penyelundup lobster di sepanjang perairan Riau yang menjadi zona distribusi baby lobster ilegal.

Di laut, nyalinya tak pernah bisa diukur oleh siapapun, sebagai karakter paling khas orang Kotabumi, termasuk ketika misi penyelamatan penumpang kapal KM Niki Sejahtera yang disebut amat beresiko, tapi ia tembus semuanya, fokusnya hanya kecepatan proses penyelamatan sebagai prioritas mutlak untuk keselamatan nyawa setiap orang.

Demikian pula, ketika hendak mengungkap kasus penyelundupan baby lobster, ia menantang upaya kriminal itu dengan menghadapinya secara langsung.

Sebagai kapten kapal, ia merancang tiap detail penyergapan, membangun kemungkinan-kemungkinan jalur penyelundupan hingga potensi kontak senjata yang mungkin terjadi dengan penyelundup.

Operasi penyekatan untuk menghalau penyelundupan lobster-lobster itu kemudian ia lakukan, khususnya di empat sektor utama yang seringkali jadi alur aman para penyelundup; Barat Suar Cula, Pulau Kepala Jerih, Pulau Temoyong dan perairan Karang Galang. Semua proses sudah amat sempurna ketika itu, namun penyergapan gagal dilakukan, karena ada indikasi operasi yang bocor.

Selama hampir dua tahun ia bertugas memimpin KN Singa Laut, kini posisinya digantikan Letkol Hadi Wahyono sejak awal tahun 2025 lalu. Tapi, banyak dari ABK KN Singa Laut yang menjadikan keberanian M.Ritaudin sebagai simbol sekaligus sosok penting dari KN Singa Laut.

Banyak korban-korban KM Niki Sejahtera yang masih terus menjalin komunikasi dengannya, sebagai rasa syukur, bahwa mereka bisa hidup untuk yang ‘kedua kalinya’ setelah lolos dari maut di perairan Masalembo.

Further reading

  • biogas

    Nyala Api Biogas di Desa Rejobasuki, Dari Kotoran untuk Masa Depan

    Puluhan keluarga di Desa Rejobasuki, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, sukses mengembangkan biogas sebagai pengganti gas elpiji, tak hanya untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga tapi juga untuk kelangsungan industri UMKM yang lebih hemat dan ramah lingkungan. (Lontar.co): Pagi-pagi sekali, Suhana sudah menyambangi kandang sapi di belakang rumahnya. Tak lama, ia keluar dari kandang membawa […]
  • sawah hilang akibat penduduk yang tak terbilang

    Sawah Hilang Akibat Penduduk yang Tak Terbilang

    Lahan persawahan di Bandarlampung, Lamsel dan sebagian Pesawaran makin tergerus akibat adanya alih fungsi lahan untuk permukiman. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi hingga arus urbanisasi ke kota yang marak, menjadi penyebabnya. (Lontar.co): Dua backhoe itu bekerja terus dari pagi hingga sore, meratakan sehektar lahan di wilayah Tanjungsenang itu, sejak tiga hari lalu. Rencananya, lahan yang […]
  • Nepal Bukan Kita

    Nepal bukan kita. Kita adalah Indonesia; santun dan beradab. Jauh dari pikiran Nazi (Naziisme). Jijik pada keinginan pembantaian! (Lontar.co): Viral, video-video unjuk rasa besar-besaran di Nepal. Demo yang tak lagi mengetengahkan misi perdamaian, menjelma jadi sungai darah, bantai, dan pengrusakan. Yang dihakimi massa adalah keluarga pejabat. Beginikah cara orang Nepal turun ke jalan? Nepal adalah […]