Penulis: Ilwadi Perkasa


  • Realisasi penyerapan Bulog Lampung sampai 10 Februari 2025 sudah mencapai 3.320 ton beras dan 355 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau setara 190 ton beras. Jadi total penyerapan Bulog Lampung sudah mencapai  3.510 ton beras atau 3,51 persen dari target penugasan tahun ini.

    Bandarlampung (Progres.co.id): Dengan realisasi itu, Perum Bulog Lampung yakin mampu merealisasikan target penugasan menyerap 100 ribu ton beras pada 2025.

    Pimpinan Perum Bulog Kantor Wilayah Lampung Nurman Susilo mengatakan untuk mencapai target pihaknya memaksimalkan serapan di delapan sentra produksi padi.

    “Kami sudah melakukan pemetaan terkait potensi produksi per bulan. Kami juga telah mendata kantong produksi di delapan sentra produksi padi yang ada di Provinsi Lampung dan menyiapkan gudang penyimpanan,” katanya.

    Sesuai pemetaan, puncak panen raya akan terjadi pada Maret, April, Mei, Juni, lalu berlanjut pada panen di September, dan Oktober.

    Ia berharap kegiatan penyerapan tahun ini sejalan dengan peningkatan produksi padi Lampung yang pada tahun ini diperkirakan mencapai 2,73 juta ton.

    Sementara Direktur Utama Bulog, Mayor Jenderal TNI, Novi Helmy Prasetya mengatakan optimis mampu melakukan serapan gabah 3 juta ton setara beras dalam 3 bulan ke depan.

    Ia meminta semua pihak berkerjasama di lapangan supaya target swasembada dapat dicapai

    Sejauh ini, Novi menegaskan bahwa capaian serapan gabah sudah mencapai 45 ribu ton dari hasil serapan gabah panen raya. Angka tersebut terus bertambah seiring penyerapan di semua daerah.

    “Sampai saat ini sudah 45 ribu ton yang sudah kita serap. Insyaallah 2-3 bulan ke depan kita capai 3 juta,” jelas dia.(*)



  • Harga jagung pipilan kering tingkat produsen di Lampung masih tertekan jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp5.500/kg.

    Tabel Perkembangan Harga Jagung Pipilan Kering tingkat produsen di Lampung. Sumber Panel Harga BAPANAS

    Bandarlampung (Progres.co.id): Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional, harga jagung pipilan di Lampung masih berfluktuasi dalam rentang tertinggi Rp4.180/kg dan terendah Rp3.950/kg selama periode 05/02/2025 sampai 10/02/2025. Harga tertinggi terjadi pada 07 Februari 2025 dan terendah pada 06 Februari 2025.

    Sementara harga jagung pipilan kering di tingkat peternak pada periode yang sama berada dalam rentang terendah Rp5.783/kg dan tertinggi Rp6.383/kg. Harga tertinggi terjadi pada 7 Februari 2025 dan terendah pada 06 Februari 2025.

    Sesuai Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 18 Tahun 2025 tentang pemberlakuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp 5.500/kg.

    Dengan terbitnya aturan ini, Perum Bulog wajib menyerap hasil panen petani jagung sesuai HPP. Penyerapan ini bertujuan memperkuat stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) dan menjaga stabilitas harga dan mendukung kesejahteraan petani.

    Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi penetapan HPP bertujuan untuk melindungi petani dari fluktuasi harga yang merugikan.

    “Dengan HPP sebesar Rp5.500 per kg, kami berharap keseimbangan antara produsen dan konsumen tetap terjaga,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat, 7 Februari 2025.

    Menyikapi masih rendahnya harga jagung Lampung, Pimpinan Perum Bulog Kantor Wilayah Lampung Nurman Susilo mengatakakan pihaknya segera melakukan penyerapan.

    “Segera kita turun menyerap jagung petani,” katanya, Selasa, 11 Februari 2025.

    Proyeksi Produksi Jagung

    Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen pada triwulan pertama 2025 dapat mengalami peningkatan 1,4 juta ton atau 41,38 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Rinciannya, pada Januari 2025 produksi jagung diproyeksi mencapai 1,33 juta ton, Februari 1,39 ton, dan Maret 2,08 juta ton. Total dalam triwulan pertama menjadi 4,81 juta ton.

    Sedangkan pada triwulan 2024 lalu, total produksi jagung sebesar 3,40 juta ton, dengan Januari 2024 di angka 512 ribu ton, Februari di 838 ribu ton, dan Maret 2,05 juta ton.

    Dengan adanya eskalasi signifikan produksi jagung dalam negeri, Arief mengatakan, pemerintah berkomitmen menyerap jagung guna mempertebal stok CJP yang dikelola oleh BUMN pangan.

    Hasil produksi petani jagung ini, ujar dia, harus diserap oleh Bulog menjadi cadangan pangan nasional.

    Untuk memperkuat stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP), Bulog ditargetkan menyerap 1 juta ton jagung pipilan kering pada tahun 2025 atau sekitar 5,8 persen dari total proyeksi produksi jagung nasional sebesar 17,7 juta ton.

    Sementara untuk target penyaluran berupa SPHP jagung sebesar 250 ribu ton pada tahun 2025.(*)



  • Tidak cuma Bulog, siapa saja yang membeli gabah petani wajib seharga Rp6.500/kg. Kata Mentan, itu perintah Presiden! Bagaimana jika harga gabah petani naik di atas Rp6.500?

    Bandarlampung (Progres.co.id): Menteri Pertanian Amran Sulaiman memberikan keterangan tersebut saat menggelar rapat maraton swasembada bersama jajaran direksi Bulog, Minggu, 9 Februari 2025.

    “Kita sudah sepakat sesuai perintah Bapak Presiden seluruh penggilingan siapa saja yang membeli gabah di tingkat petani mutlak dan wajib minimal Rp6.500/kg,” katanya.

    Perintah Presiden itu, jelas Mentan, berlaku untuk semua orang agar serapan 3 bulan bisa mencapai 3 juta ton setara beras.

    “Ini perintah Bapak Presiden,” tegas Amran menguatkan keterangannya.

    Keterangan terbaru ini memberi makna, bahwa penerapan HPP gabah Rp6.500 tidak Bulog ansih. Dengan keterangan ini, pihak swasta juga wajib membeli gabah petani minimal Rp6.500/kg.

    Pihak swasta, seperti PT Wilmar, yang selama ini banyak menyerap gabah petani di Lampung, tentu saja wajib mengikuti ketentuan ini. Termasuk PT Wahana Raharja, BUMD Pemprov Lampung, juga wajib membeli minimal Rp6.500/kg.

    Keputusan ini, secara matematis memang akan memberi kepastian harga minimal Rp6.500 kepada petani sekaligus menjamin kesejahteraan Nilai Tukar Petani (NTP) supaya tidak jatuh pada saat panen raya.

    Masalahnya, secara historis seperti tahun sebelumnya, harga GKP petani tertinggi bisa mencapai di atas Rp6.500/kg seperti  terjadi pada Januari 2024  yang sempat meroket Rp7.420/kg .

    Berikut perkembangan harga rata-rata GKP di Lampung pada 2024:

    Januari       Rp7.420/kg
    Februari     (tak ada data)
    Maret          Rp6.595/kg
    April            Rp5.001/kg
    Mei              Rp4.980/kg
    Juni             Rp5.500/kg
    Juli              Rp6.238/kg
    Agustus      Rp6.383/kg
    September Rp6.187/kg
    Oktober      Rp6.165/kg
    November  Rp5.980/kg
    Desember   Rp6.065/kg

    Harga rata-rata GKP tersebut dihitung berdasarkan harga tertinggi dan harga terendah, di mana pada Desember 2024 harga terendah GKP Rp5.600/kg di Palas dan Penengahan Lampung Selatan. Harga tertinggi Rp7.300/kg di Sragi.

    Merujuk data itu, maka harga GKP  terendah di Lampung pada 2025 tidak boleh lagi di bawah Rp6.5o0/kg.(tanpa rafaksi). Lebih, boleh! (*)

     



  • Sebentar lagi Provinsi Lampung punya gubernur dan wakil gubernur baru, Mirza dan Jihan. Dipastikan pasangan ini bakal menghadapi ujian berat pada Semester I 2025 akibat pemangkasan Transfer Daerah dan anggaran Kementerian Lembaga yang sampai hari ini masih terus digodok oleh pemerintah pusat.

    Semester pertama 2025 adalah periode paling krusial, di mana publik akan menagih keberhasilannya setelah melewati 100 hari kerja.

    Publik akan menilai apakah Mirza-Jihan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di desa-desa berpotensi padi sawah yang disebut-sebut menjadi lokus utama pada 100 hari kerja.

    Publik juga akan menilai apakah pasangan kepala daerah yang menang telak pada Pilkada Serentak 2024 mampu menggerakan BUMDES yang diskenariokan dapat menjadi mesin penggerak perekonomian pedesaan.

    Asesmen Bank Indonesia

    Untuk mencapai itu, Bank Indonesia Perwakilan Lampung telah memberikan asesmen terkait langkah-langkah yang dapat dilakukan Pemprov Lampung dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada 2025.

    BI Lampung dalam asesmennya menyatakan agar pertumbuhan ekonomi Lampung dapat meningkat lebih tinggi diperlukan upaya sinergi dan koordinasi lebih kuat.

    BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2025 dapat meningkat dalam kisaran 4,6-5,3% (yoy).  Angka itu menggambarkan optimisme, meski bentangan kenaikkannya relatif tipis atau tidak berbeda jauh dibanding prakiraan tahun 2024.

    Untuk menjaga momentum tersebut, Bank Indonesia mengingatkan Pemprov Lampung untuk mewaspadai beberapa risiko yang berpotensi terjadi pada Triwulan I 2025. BI meminta Pemprov Lampung dan seluruh kabupaten/kota menyusun langkah-langkah mitigasi dalam menghadapi curah hujan tinggi dan ancaman bencana banjir yang telah terjadi pada awal tahun. Curah hujan yang tinggi dan bencana banjir berisiko tinggi menekan produksi pertanian.

    Pemerintah juga diingatkan untuk bersungguh-sungguh menjaga pemerataan distribusi belanja. Sebab, secara historis realisasi belanja APBD belum optimal pada Semester I. BI meminta Pemprov Lampung lebih banyak mendistribusikan belanja yang sifatnya produktif seperti belanja modal.

    Selain itu, BI juga mencermati penurunan kinerja ekspor komoditas unggulan sejalan dengan perbaikan produksi global.

    Kinerja Ekonomi Lampung

    BI melaporkan kinerja ekonomi Lampung pada Triwulan IV 2024 tumbuh 5,32% (yoy), meningkat dibandingkan realisasi Triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,81% (yoy).

    Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2024 adalah sebesar 4,57%(yoy). Angka ini relatif stabil dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 4,55% (yoy).

    Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Lampung yang lebih baik pada Tw IV 2024 utamanya didukung oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga (5,05%; yoy) seiring tingginya mobilitas pada momentum HBKN Nataru, serta keyakinan konsumen yang meningkat.

    Sementara itu, komponen permintaan lainnya, yakni konsumsi pemerintah (2,16%; yoy), investasi (0,34%; yoy) dan ekspor (12,31%; yoy) mengalami perlambatan seiring normalisasi belanja persiapan Pilkada dan penurunan investasi bangunan.

    Kinerja Ekspor

    Adapun dari sisi eksternal, meski melambat, kinerja ekspor Lampung pada Tw IV 2024 tetap kuat dengan tumbuh 12,31% (yoy) didorong oleh peningkatan ekspor kopi, CPO dan produk olahan buah.

    Dari sisi lapangan usahanya, pertumbuhan ekonomi Lampung yang lebih baik pada Tw IV 2024 utamanya didorong oleh peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan (14,16%; yoy) dan LU Pertanian (3,62%; yoy), serta tetap kuatnya kinerja LU Perdagangan (7,02%; yoy).

    Peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan didukung oleh kuatnya permintaan domestik dan global untuk produk makanan dan minuman. Peningkatan LU Pertanian sejalan dengan perbaikan produksi tanaman pangan terutama padi. Adapun kinerja LU Perdagangan tetap kuat sejalan dengan peningkatan kinerja penjualan kendaraan bermotor.

    Pendapatan dan Defisit Keuangan Daerah

    Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pemprov Lampung masih belum mampu memaksimalkan pendapatan daerah, termasuk menemukan sumber pendapatan baru yang sah. Lampung masih menghadapi himpitan ruang fiskal yang telah menjadi ‘hantu’ menakutkan pada 2024, juga tahun-tahun sebelumnya.

    Perbintangan kegiatan akibat defisit anggaran merupakan keniscayaan. Tidak terelakkan, akibat koreksi/pemangkasan anggaran TKD dan K/L yang berkelindan dengan penerimaan pendapatan daerah yang berjalan lamban pada Semester I.

    Semoga Mirza-Jihan berhasil menjadi bintang dan sukses melewati 100 hari kerjanya. (*)



  • Mencermati perkembangan perekonomian Provinsi Lampung 2024, Bank Indonesia Lampung memberikan tiga catatan penting terkait langkah-langkah yang dapat dilakukan Pemprov Lampung dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada 2025.

    Bandarlampung (Progres.co.id): Langkah-langkah penguatan ekonomi tersebut disampaikan oleh Kepala BI Perwakilan Lampung, Junanto Herdiawan, setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis PDRB Triwulan IV 2024 pada Kamis, 5 Februari 2025.

    Junanto menulis, agar pertumbuhan ekonomi Lampung dapat meningkat lebih tinggi diperlukan upaya sinergi dan koordinasi lebih kuat.

    BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2025 dapat meningkat dalam kisaran 4,6-5,3% (yoy). Untuk menjaga momentum tersebut, beberapa risiko perlu diwaspadai pada triwulan I 2025.

    Pertama, curah hujan tinggi dan bencana banjir pada awal tahun berisiko menekan produksi pertanian.

    Kedua, secara historis realisasi belanja APBD belum optimal pada semester I. Maka distribusi belanja pemerintah perlu dijaga agar lebih terdistribusi secara merata di sepanjang tahun. Terutama belanja yang sifatnya produktif seperti belanja modal.

    Ketiga, penurunan kinerja ekspor komoditas unggulan sejalan dengan perbaikan produksi global.

    BI melaporkan, kinerja ekonomi Lampung pada Triwulan IV 2024 tumbuh 5,32% (yoy), meningkat dibandingkan realisasi Triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,81% (yoy).

    Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2024 adalah sebesar 4,57%(yoy). Angka ini relatif stabil dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 4,55% (yoy).

    Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Lampung yang lebih baik pada Tw IV 2024 utamanya didukung oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga (5,05%; yoy) seiring tingginya mobilitas pada momentum HBKN Nataru, serta keyakinan konsumen yang meningkat.

    Sementara itu, komponen permintaan lainnya, yakni konsumsi pemerintah (2,16%; yoy), investasi (0,34%; yoy) dan ekspor (12,31%; yoy) mengalami perlambatan seiring normalisasi belanja persiapan Pilkada dan penurunan investasi bangunan.

    Adapun dari sisi eksternal, meski melambat, kinerja ekspor Lampung pada Tw IV 2024 tetap kuat dengan tumbuh 12,31% (yoy) didorong oleh peningkatan ekspor kopi, CPO dan produk olahan buah.

    Dari sisi lapangan usahanya, pertumbuhan ekonomi Lampung yang lebih baik pada Tw IV 2024 utamanya didorong oleh peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan (14,16%; yoy) dan LU Pertanian (3,62%; yoy), serta tetap kuatnya kinerja LU Perdagangan (7,02%; yoy).

    Peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan didukung oleh kuatnya permintaan domestik dan global untuk produk makanan dan minuman. Peningkatan LU Pertanian sejalan dengan perbaikan produksi tanaman pangan terutama padi. Adapun kinerja LU Perdagangan tetap kuat sejalan dengan peningkatan kinerja penjualan kendaraan bermotor.(*)



  • Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan IV 2024 tumbuh 5,32 persen (year on year/yoy). Kabar ini menjadi legacy Pj Gubernur Lampung Samsudin yang ditunggu-tunggu menjelang akhir jabatannya.

    Bandarlampung (Progres.co.id): Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung baru saja merilis laporan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan IV 2024, Rabu, 5 Februari 2025.

    BPS melaporkan perekonomian Lampung tahun 2024 berdasarkan Produk Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp483.882,02 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp281.557,20 miliar.

    Mendasari itu, BPS Lampung menyimpulkan ekonomi Lampung 2024 tumbuh sebesar 4,57 persen, menguat dibanding 2023 yang tumbuh sebesar 4,55 persen.

    Pertumbuhan tertinggi  di sisi produksi terjadi pada lapangan usaha Jasa Lainnya yang tumbuh 10,63 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran tertinggi pada  Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 12,15 persen.

    Ekonomi Provinsi Lampung triwulan IV-2024 terhadap triwulan IV-2023 (y-on-y)
    mengalami pertumbuhan sebesar 5,32 persen. Sumber: BPS Lampung

    BPS juga melaporkan perkembangan perekonomian Lampung yang berhasil melampaui ekspetasi 5 persen, yakni sebesar 5,32 persen pada Triwulan IV 2024, atau melampaui pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai  5,02 persen (yoy).

    Capaian 5,32 persen tersebut didukung tingginya pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan yang mencapai 14,16 persen dan meningkatnya komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh 12,31 persen.

    Secara historis, ekonomi Lampung pada 2024 (yoy) mencapai 3,20 persen pada Triwulan I. Naik pada Triwulan II menjadi 4,80 persen.

    Pada Triwulan III naik tipis menjadi 4,81 persen, lalu memuncak pada Triwulan IV sebesar 5,32 persen.

    Capaian pertumbuhan ekonomi Triwulan IV 2024 sebesar 5,32 persen merupakan legacy terakhir Pj Gubernur Samsudin sekaligus melengkapi keberhasilan  stabilisasi makro ekonomi lainnya yang sudah dicapai pada akhir tahun 2024.

    Di bawah kepemimpinan Pj Gubernur Samsudin tingkat inflasi terjaga dalam rentang target 1,5-3,5 persen (yoy).

    Di eranya pula, Nilai Tukar Petani (NTP) memuncak sebesar 129,01 pada Desember 2024. Bahkan terus melejit hingga menembus 32 poin di atas titik impas (100) pada Januari 2025.

    Ini adalah NTP tertinggi di sepanjang tahun 2024, bahkan menjadi angka tertinggi yang pernah diraih provinsi ini sejak konsep NTP diperkenalkan.

    Pj Gubernur Lampung Samsudin dilantik Mendagri Tito Karnavian pada Rabu, 19 Juni 2024. Ia diwarisi tingkat inflasi sebesar 3,09 persen oleh Gubernur Arinal.

    Diketahui,  inflasi Lampung pada Maret sempat meninggi  3,45 persen. Sebulan setelah Samsudin menjabat, tingkat inflasi Lampung turun drastis pada Juni 2024 menjadi 2,84 persen. Penurunan terus berlanjut hingga November 2024 sebesar 1,5 persen. Dan ditutup dengan tingkat inflasi pada Desember 2024 sebesar 1,57 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,43. Tingkat inflasi nasional pada bulan yang sama tercatat sebesar 1,57 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,80.(*)



  • Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung dan kabupaten/kota sebaiknya mewaspadai kenaikkan harga barang-barang pangan menjelang Ramadan untuk mengantisipasi naiknya tingkat inflasi yang mulai menunjukkan trend peningkatan pada Januari 2025.

    Bandarlampung (Progres.co.id): Laporan bulanan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung menjelaskan bahwa telah terjadi kenaikkan harga berbagai komoditas pada Januari 2025 hingga menimbulkan inflasi year on year (yoy) sebesar 1,04 persen dan deflasi month to month (mtm) sebesar 0,71 persen.

    Hasil survey BPS menyebutkan bahwa inflasi Januari 2025 dipicu oleh kenaikkan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau hingga mengalami inflasi sebesar 4,08 persen (yoy) dan 0,52 persen (mtm).

    Sebelumnya pada Desember 2024, kelompok ini mengalami inflasi 1,83 persen (yoy) dan 0,43 persen (mtm).

    Secara umum BPS Lampung merinci sejumlah komoditas makanan yang dominan menyumbangkan inflasi pada Desember 2024 dan Januari 2025, yakni kopi bubuk, bawang merah, cabai rawit, daging ayam ras, minyak goteng, bawang putih, makanan hewan peliharaan, telur ayam ras, cumi-cumi, nasi dengan lauk, bayam, udang basah, dan gula pasir, es, kangkung, kacang panjang, wortel,tomat, ikan kembung, ikan lele, dan ikan gabus.

    Subkelompok makanan ini pada Januari 2025 menyumbangkan inflasi sebesar 2,58 persen (yoy) dan 0,52 persen (mtm).

    Sebelumnya pada Desember 2024, inflasi pada subkelompok makanan relatif tertahan dalam persentase sangat rendah atau mendekati nol.

    Peebandingan tingkat inflasi pada dua bulan terakhir menggambarkan adanya gejala kenaikkan inflasi pada sektor makanan (pangan).

    TPID Lampung sebaiknya memberikan perhatian terhadap gejala ini. Sebab secara historis, kenaikkan harga barang pangan berpotensi mengalami kenaikkan akibat naiknya demand (permintaan) menjelang Ramadan yang jatuh pada akhir Februari dan Lebaran pada akhir Maret 2025.

    Harga Beras

    BPS Lampung tidak memasukkan beras sebagai komoditas dominan dalam laporan perkembangan inflasi pada Januari 2025.

    Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (BAPANAS), harga beras medium dan premium di Lampung relatif stabil.

    Harga beras medium di penggilingan tercatat antara Rp12.444/kg sampai Rp12.467/kg selama sepekan terakhir.

    Sementara harga beras premium di penggilingan berada dalam rentang Rp13.835/kg sampai Rp13.885/kg.

    Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada kenaikan harga beras secara bulanan baik di level penggilingan, grosir dan eceran pada Januari 2025.

    Kenaikan harga ini membuat komoditas beras menjadi salah satu komponen yang memberikan andil inflasi nasional sebesar 0,92% secara bulanan (mtm)

    “Rata-rata harga beras di penggilingan pada Januari 2025 naik 0,92% secara mtm dan turun sebesar 4,3% secara yoy,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, S.T., M.Si., M.Eng., Ph.D, dalam konferensi pers, Senin (3/2/2025).

    Sedangkan di tingkat grosir terjadi inflasi beras sebesar 0,56% secara mtm dan 1,11% secara tahunan (yoy). Di tingkat eceran, terjadi inflasi sebesar 0,36% secara mtm M dan 2,29% secara yoy.

    Laporan BPS ini berbeda dengan laporan yang disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Amran, justru menyebutkan terjadi penurunan harga beras menjadi Rp12.000/kg.

    “Di Januari, Februari tahun 2024 masih ingat itu bahkan antre membeli beras dan di data waktu itu harga rata-rata Rp 15.000/kg lebih, sekarang Rp 12.000/kg lebih,” kata Amran usai meneken nota kesepahaman dengan BPS terkait data produksi padi. Tandatangan dilaksanakan di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025).(*)



  • Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Yudi Sastro bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan telah melaksanakan tugasnya mengawasi regulasi harga singkong di Lampung. Hasilnya akan dilaporkan kepada Presiden.

    Bandarlampung (Progres.co.id): Dirjen Tanaman Pangan Yudi Sastro dan Satgas Pangan berada di Lampung Tengah pada Senin (3/2/2025).

    Ia telah mengantongi sejumlah catatan penting untuk dilaporkan kepada Mentan Amran. Salah satunya adalah soal tidak berjalan baiknya regulasi harga singkong Rp1.350/kg setelah dia ketahui banyak pabrik tapioka yang tutup setelah  regulasi harga dan rafaksi ubi kayu atau singkong diberlakukan.

    “Terkait ini akan kami didiskusikan kembali. Karena Satgas Pangan ada di bawah Presiden, nanti mereka akan melaporkan mengenai masalah ini langsung ke Presiden,” katanya.

    Tentunya keputusan Presiden Prabowo terkait hasil pengawasan Satgas Pangan ini sangat ditunggu-tunggu oleh pelaku per ubikayuan di Lampung. Sebab telah terjadi semacam penolakan terhadap penetapan harga Rp1.350/kg tersebut oleh perusahaan dengan alasan tutup beroperasi.

    Tidak Menentu

    Progres mencermati telah terjadi situasi yang tidak menentu setelah adanya regulasi harga singkong yang berlaku di penghujung Januari 2025 itu.

    Banyak perusahaan tapioka yang tutup sehingga petani  kebingungan menjual hasil panennya. Sementara sebagian petani yang ‘sabar’ memilih menunda panen sambil menunggu adanya kenaikkan harga yang lebih baik.

    Sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman atas dasar kesepakatan antara petani singkong dan pengusaha tapioka telah menetapkan harga singkong Rp1.350/kg dengan rafaksi 15 persen pada Jumat (31/1/2025).

    Menurut Mentan, penetapan harga tersebut merupakan respons dari pemerintah untuk menjaga tingkat kesejahteraan petani.

    Dengan harga terbaru itu, ungkap Amran, para petani singkong diharapkan tidak lagi merasa dirugikan, serta bisa berkolaborasi dengan para pengusaha industri di Tanah Air.



  • Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung melaporkan nilai ekspor sektor pertanian Lampung sepanjang tahun 2024 sebesar 1.018,69 juta dolar AS.  Secara kumulatif jika dibandingkan dengan tahun 2023 terjadi kenaikkan sangat tinggi sebesar 121,54 persen di sektor ini hingga melampaui  ekspor sektor industri pengolahan sebesar 14,49 persen. Sementara sektor pertambangan dan lainnya sebesar 8,42 persen.

    Bandarlampung (Progres.co.id): Berdasarkan laporan BPS Lampung total ekspor Lampung sepanjang tahun 2024 mencapai 5.588,31 dolar AS. Di mana sebesar 3.679,49 juta dolar AS disokong dari ekspor sektor industri pengolahan. Sektor pertambangan dan lainnya menyumbang 890,13 juta AS. Sementara sektor pertanian mencapai 1.018,69 dolar AS atau menyumbang sebesar 18,23 persen.

    BPS melaporkan sepuluh golongan barang utama ekspor Provinsi Lampung pada Desember 2024 adalah lemak dan minyak hewan/nabati; kopi, teh, rempah-rempah; bahan bakar mineral; olahan dari sayuran, buah, dan kacang; pulp dari kayu; ampas dan sisa industri makanan; karet dan barang dari karet; kayu, barang dari kayu; gula dan kembang gula; serta ikan, krustasea, dan moluska.

    Peningkatan ekspor terjadi pada enam golongan barang utama yaitu karet dan barang dari karet naik 84,43 persen; lemak dan minyak hewan/nabati naik 36,89 persen; pulp dari kayu naik 17,07 persen; ikan, krustasea, dan moluska naik 15,64 persen; olahan dari sayuran, buah, dan kacang naik 6,80 persen; serta ampas dan sisa industri makanan naik 4,09 persen.

    Sedangkan golongan barang yang mengalami penurunan yaitu kopi, teh, rempah-rempah turun 0,03 persen; bahan bakar mineral turun 0,23 persen; kayu, barang dari kayu turun 21,13 persen; serta gula dan kembang gula turun 24,69 persen.

    Neraca Perdagangan

    Neraca Perdagangan Luar Negeri Provinsi Lampung (November 2024, Desember 2024, Januari-Desember  2023, Januari-Desember 2024). Sumber BPS Lampung

    Kenaikan nilai ekspor sektor pertanian Lampung pada 2024 makin memantapkan surplus neraca perdagngan Lampung sebesar 3.472,34 juta dolar AS. Total nilai impor pada 2024 tercatat sebesar 2.115,97 dolar AS.

    Per Desember 2024, nilai ekspor Provinsi Lampung mencapai 569,76 juta dolar AS, lebih tinggi dari nilai impor Desember 2024 sebesar 189,74 juta dolar AS.

    Kondisi ini menjelaskan bahwa neraca perdagangan luar negeri Provinsi Lampung pada Desember 2024 mengalami surplus sebesar 380,02 juta dolar AS.

    Surplus neraca perdagangan Provinsi Lampung pada Desember 2024 diperoleh dari kelompok negara lainnya 170,41 juta dolar AS, negara yang tergabung dalam negara utama sebesar 120,69 juta dolar AS, Uni Eropa 38,47 juta dolar AS, serta kelompok negara ASEAN sebesar 50,45 juta dolar AS.(*)



  • Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) mengalami peningkatan sebesar 2,23 persen dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang turun sebesar 0,15 persen.

    Bandarlampung (Progres.co.id): Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Lampung Januari 2025 sebesar 132,07 atau naik 2,38 persen dibanding NTP bulan sebelumnya sebesar 129,01.

    Ini adalah kenaikkan yang sangat signifikan, menggambarkan ada peningkatan pendapatan petani di Lampung selama Januari 2025.

    Disebut signifikan sebab NTP Januari 2025 lebih tinggi 10,66 poin dibanding NTP Januari 2024. Bahkan posisi NTP Lampung Januari 2024 berada di atas NTP nasional yang tercatat sebesar 123,68.

    Kenaikan NTP Lampung Januari 2025 dipicu turunnya indeks biaya produksi serta penambahan barang modal yang naik 0,47 persen.

    Nilai Tukar Petani per Subsektor dan Gabungan se-Provinsi Lampung (2018=100)

    Badan Pusat Statitik (BPS) Lampung melaporkan bahwa peningkatan NTP Lampung Januari 2025 dipengaruhi oleh naiknya semua subsektor, kecuali subsektor perikanan budidaya yang turun sebesar 1,17 persen.

    Subsektor tananam hortikultura menjadi penyokong utama kenaikkan NTP sebesar 6,84 persen. Disusul subsektor tanaman perkebunan rakyat 2,81 persen, subsektor tanaman angan 1,78 persen, subsektor peternakan 0,43 persen, dan subsektor perikanan tangkap 0,81 persen.

     

     

    (*)