Heboh Penghapusan Uang Komite Bisa Turunkan Inflasi Lampung, Ini Respons Kadis Pendidikan

0 Comments
Thomas Americo saat dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung oleh Pj Gubernur Samsudin, di Balai Keratun, Kompleks Kantor Gubernur Lampung, Jumat (7/2/2025). F: Yudhi Gepak Lampung

Heboh Penghapusan Uang Komite Bisa Turunkan Inflasi Lampung, Ini Respons Kadis Pendidikan

0 Comments

“Semula kami hanya ingin meringankan beban orang tua siswa. Tidak terpikir bakal bisa menekan laju inflasi. Pak Gubernur rupanya sudah menghitung semua,” kata Thomas Amirico, Kepala Dinas Pendidikan Lampung, sambil tersenyum.

***

Itulah komentar singkat Thom, setelah ramainya pemberitaan tentang terjadinya deflasi pada kelompok pendidikan hingga mengerem laju inflasi Lampung.

Kata-kata Thom itu bukan sekadar retorika. Pada Agustus 2025, Lampung mencatat deflasi bulanan sebesar 1,47 persen, salah satu yang terdalam dalam beberapa tahun terakhir.

Menariknya, penyumbang terbesar bukan dari sektor pangan atau energi, melainkan dari kebijakan yang tampak sederhana, yakni penghapusan uang komite sekolah negeri.

Selama bertahun-tahun, uang komite, SPP bulanan, hingga pungutan buku dan kegiatan ekstrakurikuler menjadi beban rutin keluarga. Bagi banyak orang tua berpenghasilan pas-pasan itu berat sekali karena jumlahnya bisa menembus jutaan rupiah.

BACA JUGA  ‘Partai Ijo’ Diintimidasi Opang dan Aplikator Tapi Punya Solidaritas Jalanan yang Kuat

Beban itu sangat menjengkelkan, bikin stres, karena oleh sekolah selalu dikaitkan dengan tindakan tidak memberikan rapor atau “menyandera” ijazah siswa yang menunggak.

Untuk menebus rapor atau ijazah, orang tua yang tidak mampu kerap berhutang. Setelah itu mati-matian mengencangkan ikat pinggang. Pengaruhnya terlihat di meja meja makan dan pengetatan uang jajan anak dan belanja dapur ibu.

“Dulu setiap bulan orang tua saya harus pinjam sana-sini biar bisa bayar komite,” kenang Siska, siswi kelas XII di Bandar Lampung. “Sekarang lega, nggak ada lagi beban itu.”

BACA JUGA  Raaga, Karya Raya dan Merayakan Kreativitas

Harus diakui, tahun ajaran 2025/2026 telah membawa perubahan besar. Pemerintah Provinsi Lampung bersama pemerintah pusat resmi menghapus semua pungutan di SMA, SMK, dan SLB negeri. Beban yang dulu dipikul orang tua kini berpindah ke APBN dan APBD.

Pemerintah provinsi menambah alokasi Rp500–600 ribu per siswa, sementara dana BOS dari pusat menjadi motor utama operasional sekolah.

Hasilnya terasa nyata di rumah tangga. Orang tua bisa mengalihkan uang SPP untuk kebutuhan lain, konsumsi meningkat, dan tekanan inflasi berkurang.

Thom berharap efek penghapusan uang komite bisa menjadi penyemangat anak-anak untuk belajar lebih lebih giat. Ia juga bersyukur kini orang tua bisa lebih tenang. Dan kami di dinas dan guru di sekolah bisa fokus mendampingi mereka,” kata Thom, Kamis, 4 September 2025.

BACA JUGA  “Tersisih”

Keajaiban dari Langkah Sederhana

Efek penghapusan uang komite terasa nyata. Datang tiba-tiba tanpa dan tidak disangka-sangka. Dapat dikatakan sebagai keajabaian dari langkah sederhana yang mengubah struktur keuangan rumah tangga. Siapa sangka, keputusan sederhana meniadakan pungutan sekolah bisa menjadi salah satu kunci kesejahteraan masyarakat Lampung.

Namun dibalik itu semua, sesungguhnya ada pula ancaman nyata. Pengalihan pembebanan dari dompet orang tua ke pemerintah (APBD) berpotensi menambah beban keuangan daerah yang sampai hari ini masih berjuang membebaskan diri dari defisit berkepanjangan.***

Further reading

  • biogas

    Nyala Api Biogas di Desa Rejobasuki, Dari Kotoran untuk Masa Depan

    Puluhan keluarga di Desa Rejobasuki, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, sukses mengembangkan biogas sebagai pengganti gas elpiji, tak hanya untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga tapi juga untuk kelangsungan industri UMKM yang lebih hemat dan ramah lingkungan. (Lontar.co): Pagi-pagi sekali, Suhana sudah menyambangi kandang sapi di belakang rumahnya. Tak lama, ia keluar dari kandang membawa […]
  • sawah hilang akibat penduduk yang tak terbilang

    Sawah Hilang Akibat Penduduk yang Tak Terbilang

    Lahan persawahan di Bandarlampung, Lamsel dan sebagian Pesawaran makin tergerus akibat adanya alih fungsi lahan untuk permukiman. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi hingga arus urbanisasi ke kota yang marak, menjadi penyebabnya. (Lontar.co): Dua backhoe itu bekerja terus dari pagi hingga sore, meratakan sehektar lahan di wilayah Tanjungsenang itu, sejak tiga hari lalu. Rencananya, lahan yang […]
  • Nepal Bukan Kita

    Nepal bukan kita. Kita adalah Indonesia; santun dan beradab. Jauh dari pikiran Nazi (Naziisme). Jijik pada keinginan pembantaian! (Lontar.co): Viral, video-video unjuk rasa besar-besaran di Nepal. Demo yang tak lagi mengetengahkan misi perdamaian, menjelma jadi sungai darah, bantai, dan pengrusakan. Yang dihakimi massa adalah keluarga pejabat. Beginikah cara orang Nepal turun ke jalan? Nepal adalah […]