Riwayat Bioskop di Lampung

0 Comments

Sebagian besar warga Lampung tentu masih ingat bioskop-bioskop lokal yang pernah beroperasi di daerah masing-masing.

(Lontar.co): Ada beberapa bangunannya masih tersisa, seperti di Telukbetung (Kim Jaya, Panorama, Queen, dan Megaria), di Tanjungkarang (Odeon, Kemiling, dan lainnya). Begitu juga di Kotabumi, Metro, dan Sukadana. Banyak juga bioskop yang tinggal nama. Bangunan-bangunan baru telah berdiri di atasnya, seperti Sinar, Sederhana, Raya, dan lainnya.

Bioskop sempat mengalami masa kejayaan di era 70-an sampai 90-an. Seiring kemajuan zaman dan teknologi, bioskop terpaksa “mengalah”. Satu per satu bioskop gulung tikar, mungkin dimulai ketika televisi sudah masuk ke rumah-rumah. Terlebih lagi sejak beberapa tahun belakangan, tiap orang bisa menonton film melalui ponsel masing-masing. Pilihan filmnya beragam, biayanya terjangkau, dan dapat ditonton kapan saja.

Meski demikian, di banyak kota besar, jaringan bioskop terkenal masih tetap bertahan. Menonton film di bioskop, dalam skala kebutuhan, memang tergolong tersier. Namun, selama film tetap diproduksi, akan tetap ada penonton yang antusias berduyun-duyun ke bioskop, terlebih jika film tersebut sedang jadi perbincangan massa.

Cukup banyak tulisan mengenai nostalgia bioskop di Bandarlampung (dan Lampung), di media massa atau sosial media. Tulisan ini dimaksudkan memberi informasi alternatif mengenai bioskop di Bandarlampung melalui tilikan berbeda.

Dalam buku Statistik Bioskop Provinsi Lampung 1984 terbitan Kantor Statistik Provinsi Lampung (arsipnya berupa micro film dan tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden), dapat diketahui jumlah bioskop di Lampung era tahun 70-80an ternyata cukup banyak.

BACA JUGA  Jalan Tol Lampung Makin Sunyi

Dalam statistik disajikan berbagai hal mengenai bioskop di Lampung dari tahun 1977 sampai 1984. Rinciannya: tahun 1977 ada 27 bioskop, 1978 (29 bioskop), 1979 (30 bioskop), 1980 (29 bioskop), 1981 (24 bioskop), 1982 (25 bioskop), 1983 (29 bioskop), 1984 (30 bioskop). Bisa ditengarai bahwa bisnis bioskop cukup menjanjikan pada masa itu dan minat menonton film di Lampung lumayan tinggi.

Persentase penonton bioskop di Lampung tahun 1984. (foto: ist)

Di tabel berbeda, ada rincian bioskop per kabupaten, yaitu Kotamadya Bandarlampung (14 bioskop), Lampung Selatan (8 bioskop), Lampung Tengah (6 bioskop), Lampung Utara (2 bioskop). Data ini memang dibuat era Orde Baru dan jumlah kabupaten/kota di Lampung belum sebanyak sekarang.

Sebagian bioskop masih bisa diingat nama dan lokasinya, sebagaimana disebut di bagian awal tulisan. Beberapa lainnya mungkin tidak diketahui umum. Jumlah bangku bioskop, jumlah penonton, pendapatan masing-masing bioskop, film berasal dari negara mana saja, juga diterangkan dalam tabel. Bioskop pada era itu dipenuhi film dari Indonesia, Hongkong, Jepang, India, Italia, Amerika, dan Inggris.

Sejak kapan ada bioskop di Lampung? Pertanyaan ini acap muncul, entah tendensinya serius atau sambil lalu belaka. Untuk menjawab ini, diperlukan penelusuran arsip. Saya mencoba melacaknya via koran, foto, dan peta tempo doeloe untuk menemukan titik terang, atau setidaknya yang paling mendekati validitasnya.

BACA JUGA  Cerita Pekerja dan Nasabah Bank Plecit hingga Koperasi Keliling

Sekitar satu dekade lalu, sebuah koran lokal memuat berita tentang bioskop tertua atau pertama di Lampung. Merujuk sumber lisan warga lokal, bioskop dimaksud adalah Kim Jaya (Telukbetung) yang berdiri antara 1947-1948. Berdasarkan penyisiran beberapa sumber arsip, informasi ini tidak sepenuhnya valid.

Dalam koran Soeara Lampoeng edisi perdana, 9 April 1932, ada iklan pemutaran film di bioskop Kim Theater di Telukbetung dan Tanjungkarang. Informasi iklan film ini membuktikan bahwa Kim Theater telah ada sejak tahun 1932, mungkin juga tahun-tahun sebelumnya.

Di Kim Theater Telukbetung diputar film “Kedjahatan di atas Saldjoe” dan “Kesaktiannja Satoe Hwesio”. Sementara di Kim Theater Tanjungkarang diputar film “Serigala dari Oetara” dan “Aladdin dengan Lampoe Wasiat”. Iklan film juga ditemukan di Soeara Lampoeng edisi nomor 4, tahun 1932.

Bagaimana dengan arsip lainnya? Dalam peta tahun 1912, diketahui bahwa di simpang Simpur (Tanjungkarang) pernah ada bioskop. Di daerah Gudang Garam (Telukbetung) juga demikian. Informasi di peta ini lebih jelas membuktikan bahwa tahun 1912 (atau mungkin sebelum itu) telah ada bioskop di Telukbetung dan Tanjungkarang.  

BACA JUGA  Betapa (Tak) Efektifnya Reses Anggota DPR Selama ini

Adakah foto bioskop tua di Lampung selain yang bisa ditemui di internet dan berbagai sosial media saat ini?  

Dalam sebuah majalah luar negeri terbitan Mei 1925, ada satu foto bioskop di Tanjungkarang. Foto ini dapat dibilang langka. Bioskop ternyata berupa rumah biasa, di antara rimbun pohon kelapa, ada seorang lelaki bule dan spanduk film terpajang di depan rumah. Di bagian atas rumah tertera: Paramount Bioscoop, nama bioskop itu.

Lelaki bule yang tegak di sisi kiri rumah, bernama Bill Hart. Tidak ada info lebih jauh apakah dia pemilik atau pengelola bioskop tersebut. Merujuk foto langka tersebut, dapat diduga, bioskop itu telah berdiri sebelum tahun 1925.

Berdasarkan ketiga sumber arsip tersebut, dapat diperoleh informasi bahwa (setidaknya) sejak tahun 1912 telah ada bioskop di Telukbetung dan Tanjungkarang. Kemudian foto langka dalam majalah tahun 1925 (masih dugaan) adalah bioskop di simpang Simpur (mengingat daerah tersebut masih berupa kebun kelapa dan sebagainya, merujuk peta dan informasi lisan).  

Riwayat bioskop di Lampung ini cukup penting untuk mengisi informasi tentang aspek seni dan hiburan modern di Lampung pada awal 19-an hingga pra kemerdekaan. (*)

(Penulis: Arman AZ, Pemerhati/Peneliti Budaya & Masyarakat Lampung)

Further reading

  • hidrogen hijau

    Menuai Energi Masa Depan; dari Ulubelu untuk Indonesia

    Ulubelu memasuki babak baru pengembangan energi bersih baru dan terbarukan. Setelah satu dekade lebih geothermal sukses menerangi Lampung, kini daerah itu menjadi proyek percontohan hidrogen hijau (green hydrogen) di Indonesia. (Lontar.co): Suara senda gurau tiga perempuan paruh baya itu terdengar riuh di green house Ulubelu Farm. Siang itu, mereka sedang memetik buah-buah melon yang sudah […]
  • Riwayat Bioskop di Lampung

    Sebagian besar warga Lampung tentu masih ingat bioskop-bioskop lokal yang pernah beroperasi di daerah masing-masing. (Lontar.co): Ada beberapa bangunannya masih tersisa, seperti di Telukbetung (Kim Jaya, Panorama, Queen, dan Megaria), di Tanjungkarang (Odeon, Kemiling, dan lainnya). Begitu juga di Kotabumi, Metro, dan Sukadana. Banyak juga bioskop yang tinggal nama. Bangunan-bangunan baru telah berdiri di atasnya, […]
  • Perkara Eka Afriana “Si Kembar Ajaib”, FML Desak Mabes Polri Ambil Alih Penanganan

    Eka Afriana dan Eva Dwiana dikenal kembar. Tapi data tahun kelahiran keduanya berbeda. Ajaib! Tak pelak Forum Muda Lampung (FML) gemas dibuatnya.  (Lontar.co): Kasus dugaan pemalsuan identitas diri Eka Afriana, mantan kepala Dinas Pendidikan Kota Bandarlampung, sudah dilaporkan ke Polda Lampung. Publik menunggu tindak lanjutnya. Namun, berbulan-bulan berlalu, tak jua jelas juntrungan penanganannya. Tak ingin […]