Ketika Atmosfir Sarat Hikmah Berhembus pada Jumat di SMAN 1 Terusan Nunyai

0 Comments

Ketika Atmosfir Sarat Hikmah Berhembus pada Jumat di SMAN 1 Terusan Nunyai

About Author
0 Comments

Setiap Jumat tiba ada melodi berbeda yang mengalun di pelataran SMAN 1 Terusan Nunyai, penanda 3 Program Jumat bergeliat. Rangkaian kegiatan yang bukan sekadar rutinitas, tapi telah mengejawantah sebagai nadi kehidupan akademik.

(Lontar. Co): Di bawah nahkoda Ratnawati, Kepala SMAN 1 Terusan Nunyai, Jumat telah menjelma menjadi kanvas tempat siswa melukis kebahagiaan, kesehatan, dan spiritualitas mereka.

Sang arsitek visi itu mengusung 3 Program Jumat yang merupakan tiga pilar kokoh di bawah atap kebersamaan. Ketiganya meliputi Jumat Sehat (senam AIH), lalu Jumat Bersih (gotong royong) dan terakhir Jumat Berkah (Oase Spiritual).

Pada Jumat Sehat para siswa dan sebagian guru bergerak serentak di bawah alunan musik menggiring tubuh mengusir sisa kantuk dan memompa semangat ke dalam setiap urat. Ini merupakan perayaan vitalitas, bahwa raga yang kuat adalah wadah bagi jiwa yang cerdas.

Melalui berbagai pilihan program, siswa didorong peran aktif. (Foto: ist)

Tentang Jumat Bersih, Ratnawati punya penjelasan. “Di sini, nilai gotong royong bukan lagi teori di buku, melainkan gerakan nyata. Para siswa didampingi guru, bahu membahu membersihkan ruang kelas, lingkungan sekitar dan merawat taman yang menjadi paru-paru hijau sekolah” ungkapnya.

BACA JUGA  Gelar LCT dan Fashion Show, SMAN 1 Terusan Nunyai Peringati Hari Sumpah Pemuda

Sedangkan Jumat Berkah diisi dengan salat Dhuha berjamaah dan infak Jumat. Kotak infak yang berputar adalah wadah rezeki yang diajarkan untuk dibagi agar kelak berbuah kepedulian.

Selama lima tahun, Ratnawati telah menjaga tradisi ini agar terus menyala. Namun, di era perubahan, sang nakhoda tahu kapalnya perlu layar baru. Kini, di antara pilar-pilar tersebut, telah berdiri sebuah pilar baru yang muncul: Jumat Literasi (JuLit).

Penambahan Jumat Literasi ke dalam rangkaian pilar-pilar Jumat pagi bukanlah sekadar tempelan. Ini adalah respon cerdas Ratnawati terhadap arus zaman yang tak terhindarkan. JuLit menjadi manifestasi nyata dari upaya menanam Gerakan Literasi Sekolah (GLS), memastikan bahwa sekolah tidak pernah menjadi pulau terpencil di tengah samudra informasi.

GLS hidup dan berkembang dengan pesat setelah pemerintah Lampung memberi perhatian besar terhadap literasi. Terutama saat sekolah ini diundang di acara Literasi Digital (4/9/2025) yang diadakan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung bekerjasama dengan Tim Literasi Ruwa Jurai.

Murid suka cita menjalani program. (Foto: ist)

Konsistensi Program Literasi

Tongkat estafet implementasi GLS berada di tangan Komunitas Aksi Literasi SMANSA Teruna (kalsa) yang berisikan kolaborasi guru dan siswa. Di bawah bendera Kalsa, literasi telah mengalami metamorfosis digital. Para siswa tidak lagi hanya disuguhi buku cetak yang terdiam rapi di rak-rak buku atau pojok baca statis.

BACA JUGA  Pelajar SMAN 5 Bandar Lampung Teguhkan Ikrar Pemuda

Mereka didorong untuk melompat dari lembar kertas menuju lautan data di internet, namun tetap dalam koridornya.
Terdiri dari anak- anak peduli literasi dari berbagai angkatan, baik kelas x, xi maupun kelas xii membuat Kalsa semakin berwarna.

“Saat ini jumlah anak-anak yang ikut komunitas kita mencapai 50 orang lebih dan itu berasal dari 36 kelas yang ada di sekolah” terang Indra yang merupakan Duta Literasi Putra 2025/2026.

Di sisi lain Chika Ramadhani yang merupakan ketua Kalsa periode 2025/2026 mengatakan saat ini program yang sedang dikembangkan mulai adalah Julit.

“Ini Program literasi di setiap Jumat yang inovatif dan relevan. Tujuannya untuk bergerak sesuai perkembangan zaman. Terutama untuk mengasuh generasi digital. Generasi yang perlu diajarkan bukan hanya cara menemukan informasi, melainkan cara menyaring kebenaran dari riuh rendahnya kebisingan online,” urai Chika.

Guru pembimbing berkolaborasi menjalankan program. (Foto: ist)

Lebih lanjut dia menambahkan, JuLit diharapkan menjadi laboratorium ide, tempat setiap siswa dipersiapkan menjadi penentu arah di dunia yang bergerak cepat.

BACA JUGA  Semarak Deklarasi Pemuda-Pemudi SMAN 1 Bandarlampung, dari Teater Sampai Fashion Show

“Jumat Literasi kita rancang dengan menghadirkan variasi kegiatan membaca, menonton film bersama, resensi buku, pertunjukan drama, puisi, pantun Idol, debat mini, hingga musikalisasi puisi. Semua desain itu harapkan agar literasi menjadi hal yang menyenangkan, bukan kewajiban kaku” terangnya, seraya menambahkan, selain Julit masih ada kegiatan Mading bulanan dan Quote Awal Pekan.

Sementara Kepala Perpustakaan, Dwi Hendriyani, mengatakan antusias dengan pelaksanaan program literasi yang sudah ada. Tapi dia melihat masih memungkinkan untuk didukung oleh program penguatan lainnya.

“Ke depan aktivitas Literasi Kreatif Variatif dan Menarik akan semakin digalakkan. Masih ada 1 program lagi yang saya beri nama Tsunami Literasi. Programnya akan segera di-laun hingga,” ceritanya bersemnagat.

Di tangan Dwi Hendriyani Duta Literasi Sekolah mulai diadakan. Mading dilombakan antarkelas. Pengunjung perpustakaan kian meningkatkan.

Inilah kisah tentang bagaimana sebuah sekolah, dengan tekad seorang pemimpin, mengubah hari terakhir sebelum akhir pekan menjadi pesta penuh makna, sebuah yang akan terus diukir dari tahun ke tahun.(*)

(Penulis: Rizka Hayani, guru pembimbing SMAN 1 Terusan Nunyai)

Further reading