Apresiasi SMAN 1 Pagar Dewa pada Keragaman Ekspresi Budaya

About Author
0 Comments

SMA Negeri 1 Pagar Dewa berhasil bertransformasi menjadi panggung budaya dan kreativitas pada peringatan Hari Sumpah Pemuda.

(Lontar.co): Selain tampilan seluruh warga sekolah yang bernuansa keragaman kekayaan budaya, lantaran kompak mengenakan pakaian tradisional masing-masing, pada peringatan itu juga dihelat berbagai aktivitas kreatif yang makin menyemarakkan suasana.

Upacara dilangsungkan dengan melibatkan siswa kelas X dan XI, sementara siswa Kelas XII tidak ikut serta karena sedang mengikuti geladi TKA (Tes Kemampuan Akademik) sebagai persiapan ujian akhir. Dalam arahannya Kepala SMAN 1 Pagar Dewa, I Putu Eka Amerta, secara khusus memberikan penekanan pada peran strategis generasi muda.

BACA JUGA  Syaikh Muhammad Sami Sambangi SMKN 8 Bandar Lampung, Gelorakan Kepedulian Yatim Palestina

“Seperti yang pernah diamanatkan Bapak Bangsa kita, Soekarno, Beliau pernah berkata, ‘Berikan aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia.’ Hari ini, kalianlah pemuda-pemudi itu! Ketika kalian bersatu dan bergerak dalam keberagaman, kalian sedang menciptakan benteng persatuan yang kokoh, siap mengguncang dan membawa kemajuan bagi bangsa ini,” pesannya, Selasa (28 Oktober 2025).

BACA JUGA  Rafi Mungkin Tak Paham, Tapi Dia Suka

Petuah ini turut tercermin pada serangkaian lomba yang digelar panitia OSIS di Lapangan Utama. Acara dilanjutkan dengan gelaran kompetisi yang menggali potensi siswa.

Semarak kreasi siswa SMAN 1 Pagar Dewa. (Foto: ist)

Lomba-lomba yang digelar meliputi lomba video kreatif yang mendorong digital awareness tentang Sumpah Pemuda, dan penampilan pentas seni sebagai wadah ekspresi dan kolaborasi bakat siswa sebelum acara puncak.

BACA JUGA  SMAN 3 Tumijajar Ekspresikan Spirit Sumpah Pemuda Lewat Kreativitas

Kemudian acara ditutup dengan lomba fashion show pakaian adat, sekaligus sebagai puncak perayaan budaya. Lomba yang berlangsung dari pukul 09.30 hingga 11.50WIB ini diikuti oleh perwakilan 12 kelas (Kelas X danXI), menampilkan keragaman busana dari Minang, Betawi, Dayak, Bali, hingga Lampung.

Sebagai bentuk apresiasi, siswa-siswi yang terpilih menggunakan pakaian adat terbaik  diberikan bingkisan, dengan pembagian 3 kategori putra dan 3 kategori putri. (*)


(Penulis: Rama Maulana, SMA Negeri 1 Pagar Dewa)

Further reading

  • Betapa Mahal Alam Membalas

    Meski air sudah surut. Tetapi, duka cita warga dan keluarga korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, belum pulih benar. Pemulihan pascabencana (disaster recovery) itu yang amat berat! (Lontar.co): Trauma oleh bencana, tak mudah menghapusnya. Seorang kenalan yang langsung terlibat dalam bencana tsunami di Aceh 26 Desember 2024, “luka”-nya sampai kini belum pulih. Seluruh […]
  • Ijazah, Hanya Satu Kata, Tunjukkan!

    Di Kantin Nusantara TIM Jakarta, suatu hari di bulan September 2025, obrolan dari seni, sastra, dan akhirnya sampai ke soal ijazah. Masalahnya yang menyita publik Indonesia berbulan-bulan, namun belum ada celah untuk mendapatkan cahaya! (Lontar.co): Kawan, yang juga sastrawan dan akademisi di suatu perguruan tinggi swasta di Jakarta itu, sampai pada statemen bahwa ijazah Joko […]
  • In Memoriam Tjahjono Widarmanto:  Membaca Tanda ‘Senja Cokelat Tua’  

    Tiba-tiba saya teringat puisi Tjahjono Widarmanto — kembaran Tjahjono Widijanto, keduanya sastrawan, dimuat KBANews, tatkala saya baca kabar lelayu yang dibagikan Tengsoe Tjahjono di FB-nya, Kamis 27 November 2025 pagi. Nama yang disebut terakhir juga sastrawan. Ketiganya adalah akademisi.  (Lontar.co): Puisi itu berjudul “Angin, Malam, dan Catatan Beku”. Ini puisi lengkap Tjahjono Widarmanto (selanjutnya saya sebut […]