truk sampah

‘Jangan-jangan Truk Sampah Kota Bandarlampung itu Optimus Prime yang lagi Nyamar’ 

truk sampah
Truk sampah milik Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Bandar Lampung. Foto: Meza Swastika

‘Jangan-jangan Truk Sampah Kota Bandarlampung itu Optimus Prime yang lagi Nyamar’ 

Beberapa waktu lalu, buruknya kondisi truk sampah Kota Bandarlampung viral. Tapi, pemkot tak memberi reaksi apa-apa. Sampai kini, truk-truk sampah yang ringkih itu masih tetap beroperasi. Kondisinya memprihatinkan, ada yang rusak ringan, tak layak pakai hingga rusak parah dan dipaksa tetap berjalan, seperti tak pernah terjadi apa-apa. 

(Lontar.co): Laju truk sampah dengan bak berwarna merah, hijau dan biru itu seperti kura-kura, pelan sekali. Entah karena muatan yang terlalu banyak atau kondisinya yang sudah semakin uzur, membuat siapapun yang berada di belakang truk itu merasa jengah. 

Belum lagi, bau segala macam sampah yang menumpuk menjadi satu dalam bak truk karatan itu, menguar kemana-mana. Derunya menimbulkan bunyi, seperti gesekan besi yang aus. 

Asap hitam yang terus mengebul dari arah knalpot juga menjadi penanda, truk sampah itu memang benar-benar sudah sangat memprihatinkan. 

Kondisi bak truk yang makin ringkih dan karatan membuat sampah yang diangkut kerap kali jatuh ke jalan, apalagi saat melintasi jalan yang rusak. 

Sementara jarak yang harus ditempuh truk-truk sampah ini menuju TPA Bakung lumayan jauh, hingga puluhan kilo jaraknya. 

Dengan kondisi yang serba darurat, sopir-sopir truk memang harus selalu tahan napas, menjaga sampah tak jatuh ke jalan, menjaga truk tak mogok atau malah terguling di jalan. 

“Jangan tanya saya, kenapa truknya begini. Namanya dipake, ya wajar seperti ini, apalagi untuk muat sampah tiap hari. Memang sudah seharusnya diremajain, apalagi uang hasil retribusi sampah tiap bulan ini kan besar sekali, kalau cuma buat beli truk sampah yang baru mah, kecil,” kata sopir truk sampah yang mewanti namanya tak disebutkan. 

Truk amprol miliknya ini bahkan masih masuk dalam kategori layak jalan jika dibandingkan sebagian besar truk sampah lain yang ada di Kota Bandarlampung, meski secara kasat, lubang sisa karat dimana-mana dan suara mesin truk yang terasa kasar dan bising. 

“Punya teman saya ada yang bak truknya sudah ditambal dengan triplek karena sudah bolong dimana-mana akibat karatan”. 

Sebagian sopir truk bahkan dengan nada satire menyebut jika truk-truk sampah yang ada di Kota Bandarlampung ini, sebenarnya adalah robot Optimus Prime yang tengah menyamar menjadi truk sampah reot. 

BACA JUGA  Riwayat Intoleransi di Bandarlampung 

“Saya curiga, jangan-jangan ini (truk sampah) sebenarnya robot Optimus Prime yang lagi nyamar jadi truk sampah karatan, makanya sengaja nggak diganti, karena dia bisa berubah jadi robot,” canda salah seorang sopir. 

Sebagian besar truk sampah yang dioperasikan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung adalah sejenis truk amprol, yang menggunakan mekanisme hidrolis pada bagian bak atau kontainer sampahnya, untuk mengangkut, mengangkat dan membongkar muatannya. 

Tapi, truk-truk sampah itu memang sudah jauh dari layak untuk dioperasikan, kondisinya amat miris, rusak dan berkarat. 

truk sampah
Muatan truk sampah Kota Bandarlampung yang over kapasitas. Foto: Meza Swastika

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung menyebut ada 90 unit truk sampah yang dioperasikan berdasarkan tiap wilayah kecamatan, dengan alokasi unit tiap kecamatan bervariasi, berdasarkan besarnya volume sampah yang dihasilkan tiap hari. 

Namun, penelusuran Lontar di 11 kecamatan, dari total 20 kecamatan yang ada di Kota Bandarlampung, rerata unit truk sampah yang digunakan hanya dua unit, beberapa kecamatan bahkan hanya mengoperasikan satu unit truk.   

Hal ini dilihat berdasarkan plat nomor truk sampah yang mondar-mandir di lokasi tempat pembuangan sampah (TPS) induk setiap harinya, ini merujuk pada dua sampel yang dilihat Lontar, di TPS di daerah Rajabasa dan Way Halim. 

Jika tiap kecamatan rata-rata paling banyak dua truk sampah yang beroperasi, maka berarti hanya ada 40 unit yang beroperasi untuk 20 kecamatan di Bandarlampung, dari total 90 unit truk yang diklaim Dinas Lingkungan Hidup, sisanya sekitar 50 unit bisa jadi memang sudah benar-benar tak bisa dipakai lagi. 

Minimnya truk yang bisa digunakan ini pulalah yang membuat sampah yang diangkut menuju TPA Bakung kerap over kapasitas. 

Maka, menjadi lazim ketika melihat truk-truk sampah ‘dipaksa’ mengangkut sampah muatannya hingga melebihi kontainernya, salah satu alasannya karena minimnya armada pengangkut, sementara sopir truk ditarget untuk mengangkut seluruh sampah di kecamatan yang menjadi wilayah operasinya setiap hari. 

Parahnya, untuk mengantisipasi sampah-sampah tak jatuh saat dikirim ke TPA Bakung, sopir hanya menutupi bagian atas kontainer dengan tali jaring. Padahal, cara ini, bukan solusi, karena sampah yang diangkut tetap melebihi batas muatannya, bahkan ada yang sampai tiga meter di atas permukaan kontainer. 

BACA JUGA  Harimau Sumatera TNBBS Berang, Korban Kelima Diserang

Karena, banyak faktor penyebab sampah yang diangkut jatuh ke jalan. Salah satunya adalah faktor tak layak pakainya kontainer penampung sampah. 

Beberapa sopir truk menyebut, jika truk dalam kondisi rusak dan tak bisa beroperasi, sehingga terpaksa satu unit truk bisa mengangkut sampah tiga hingga empat kali tiap harinya, agar sampah di TPS yang ada kecamatan bisa terangkut semua. 

Kerusakan truk-truk amprol pengangkut sampah ini beragam, selain di bagian mesin, ada pula yang sistem hidrolisnya sudah rusak, sehingga sudah tak bisa lagi digunakan untuk mengangkat kontainer. 

Selain truk yang rusak, kontainer atau bak sampah juga kebanyakan sudah tak layak pakai. 

Kondisinya bervariasi, ada yang besi pengaitnya tak bisa digunakan, bak kontainer keropos hingga lantai kontainer yang tak lagi memadai. 

Hingga kini upaya peremajaan kontainer-kontainer sampah yang ada di TPS maupun yang diletakkan di sekitar pasar nyaris tak pernah dilakukan sejak beberapa tahun lalu, dibiarkan. Padahal, baik truk maupun kontainer pengangkut sampah ini sama-sama punya peran yang vital. 

Jika merujuk pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi sampah Kota Bandarlampung tahun 2024, peremajaan unit-unit truk sampah memang amat mungkin dilakukan, mengingat target retribusi yang 96 persen tercapai. 

Tahun 2024 lalu, PAD dari sektor retribusi sampah tembus Rp13,98 miliar atau hampir mendekati target sebesar Rp14,5 miliar. 

Angka realisasi PAD dari retribusi sampah itu, belum diakumulasikan dengan adanya oknum nakal yang menyelewengkan uang retribusi sampah hingga ratusan juta rupiah. 

Tahun 2024 lalu, BPK Lampung menemukan uang retribusi sampah yang tak disetor ke kas Pemkot Bandarlampung, nilainya fantastis, hingga Rp398 juta. 

Hasil audit juga menyebut uang setoran retribusi sampah itu digunakan untuk kepentingan pribadi. 

Dalam ketentuannya, uang retribusi yang dipungut petugas dari rumah ke rumah disetor melalui UPT tiap bulannya. 

Namun, uang yang selanjutnya disetor ke kas pemkot itu malah diselewengkan oleh oknum penagih retribusi. 

BACA JUGA  Bambu Kuning; Tumbuh, Berkembang Besar kemudian Layu 

Sedikitnya ada 18 petugas penagih retribusi sampah yang menyelewengkan uang retribusi. Hingga kini, kasusnya masih bias. 

Alhasil, masalah pengangkutan sampah menjadi kian kompleks. Akibatnya, sejumlah insiden pun terjadi. 

Selain, kondisi truk sampah yang serba prihatin, sopir truk juga kerap menjadi korban dari buruknya truk-truk sampah yang terpaksa harus mereka bawa. 

Beberapa waktu lalu bahkan, satu unit truk sampah terguling di salah satu TPS yang ada di daerah Tanjungkarang Timur hanya karena kondisi bak truk yang rapuh sehingga tak mampu menahan beban muatan. 

Banyak sopir truk sampah yang mengeluh. Dipaksa bekerja dengan truk sampah yang serba riskan. 

“Tiap mau kerja itu bawaannya was-was melulu. Doa tolak balak terus yang dibaca,” ujar seorang sopir truk sampah yang ditemui di salah satu TPS. 

Tapi, bukannya melakukan evaluasi, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung setiap tahun selalu berjanji akan menambah armada. 

Seperti yang disampaikan Plh Kadis Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung, Veni Devialesti beberapa waktu lalu, saat buruknya kondisi truk sampah viral di medsos. 

“Kita akan menambah kontainer segera, agar yang tak layak pakai bisa diistirahatkan,” ujar Veni. 

Penjelasan yang sama juga pernah disampaikan oleh Kadis Lingkungan Hidup sebelumnya, Ahmad Husna tahun 2024 lalu, yang juga berjanji akan menambah armada truk sampah. 

Entah jengah karena terus diberi janji penambahan armada dari tahun ke tahun, Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Bandarlampung, Agus Widodo pekan lalu sampai harus datang ke TPS Rajabasa untuk melihat langsung betapa buruknya armada pengangkut sampah milik Pemkot Bandar Lampung. 

Agus menyebut, banyak warga yang mengadu, bukan cuma perkara truk sampah yang buruk, tapi juga bau dan tumpukan sampah yang bahkan sampai memakan sebagian ruas jalan di komplek Terminal Rajabasa. 

Seolah tak ingin disalahkan, Kepala UPT Sampah Rajabasa, Andi tetap saja menjadikan truk sampah sebagai pangkal masalahnya. 

Jumlah truk sampah yang minim membuat banyak sampah tak terangkut segera,”minimal ada 5 unit,” ujarnya. 

 

Further reading

  • Bimo dan Laptop yang Tak Pernah Mati

    Di kampung kecil yang dilalui truk pasir dan angin gosip, Bimo menjalani hari-harinya. Pemuda yang demen mengkuncir rambut gondrongnya ini adalah benih sarjana ekonomi yang jatuh ke tanah menganggur. Dua tahun sudah, sejak toga melekat di kepalanya, aktivitas rutinnya hanya berkutat seputar mengaduk kopi, menggulung rokok, dan mengetik takdir yang belum jelas arahnya. Namun Bimo […]
  • bambu kuning

    Bambu Kuning; Tumbuh, Berkembang Besar kemudian Layu 

    Pasar Bambu Kuning kini tak ubahnya kuburan, sepi. Pembeli bisa dihitung dengan jari dan pedagang yang mulai pergi meninggalkan simbol pasar yang pernah amat berjaya selama 13 dasawarsa lalu.  (Lontar.co): Jalan tanah itu membentang panjang seperti tak berujung. Batang-batang bambu yang rimbun tumbuh melengkung teduh menaungi jalan dan semua entitas yang ada di bawahnya.  Sementara […]
  • manusia gerobak

    Realita Manusia Gerobak di Bandarlampung, Obral Iba Demi Gaya  

    Disadari atau tidak, kian hari jumlah manusia gerobak di Bandarlampung makin ramai. Ini bukan kebetulan, bisnis eksploitasi ‘iba’ ala manusia gerobak ini, sebenarnya bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, tapi lebih ke gaya hidup. Pemkot Bandarlampung tak punya solusi akhir untuk penanganannya.  (Lontar.co): Di balik gerobak kayu, di salah satu sudut parkiran Puskesmas Rawat Inap Way […]