Penanaman mangrove tidak selalu berorientasi kepentingan ekologis semata. Ada juga manfaat bagi dunia wisata di sana. Ikatan Keluarga Alumni Kehutanan (IKA Sylva) Unila mencoba menggandengkan dua kepentingan tersebut. Istilahnya sekali merengkuh dayung dua-tiga pulau terlampaui.
Lampung Selatan (Progres.co.id): KEGIATAN penanaman 2.025 bibit mangrove ini diselaraskan dengan peringatan Hari Lahan Basah Sedunia. Tema yang dipilih “Bersama Menanam Hari Ini untuk Lindungi Pesisir Esok Hari”. “Gerakkan hijau ini kita fokuskan di Pantai M Beach, Merak Belantung, Lampung Selatan,” terang Ketua pelaksana kegiatan, Iqbal A. Ihsanu, Minggu (16/2/2025).
Perihal mengapa IKA Sylva lebih memilih penanaman mangrove, alasannya karena mangrove memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian ekosistem pesisir, mencegah abrasi, serta mengurangi risiko intrusi air laut. “Itu manfaat bagi lingkungan. Gerakan hijau ini juga dimaksudkan untuk mewujudkan lingkungan alami yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata edukatif,” imbuh Iqbal.
Itu semua dapat terwujud, sambungnya, bila hutan mangrove tumbuh dengan baik, sehingga menjadi habitat bagi berbagai satwa pesisir.
Lebih lanjut Iqbal menjelaskan, keberadaan hutan mangrove juga dapat diperuntukkan sebagai upaya mitigasi bencana. “Lampung Selatan memiliki garis pantai sepanjang 180 kilometer, salah satu yang terpanjang di Provinsi Lampung. Dengan penanaman mangrove, kita berharap terbentuk green belt yang dapat mengurangi dampak abrasi, gelombang pasang, dan badai,” jelasnya.
Iqbal juga menyampaikan apresiasi terhadap berbagai pihak yang turut mendukung kegiatan IKA Sylva ini, seperti PT M Beach Lampung Tourism, KLT KLTD, manajemen MPS, serta BPDAS Way Seputih dan Way Sekampung yang berperan dalam penyediaan bibit mangrove.(*)