Martabak lezat kadang malah jadi larangan bagi yang diet. (Ilustrasi: Lontar.co)

Diet dan Dosa Martabak

Aku pernah niat diet. Pagi makan pepaya, siang makan tahu, malam martabak telor dobel keju. Soalnya kalau cuma makan pepaya terus, rasanya kayak hidup di tayangan kesehatan tanpa iklan.

Temanku bilang, kuncinya adalah self control. Tapi aku pikir, dosa itu nggak terasa dosa kalau bentuknya martabak. Dia dateng hangat, aromanya religius, dan isinya menggetarkan iman.

BACA JUGA  Sandal Warga di Sidang RT

Akhirnya aku bikin kesepakatan damai dengan tubuh bahwa siang boleh sehat, malam boleh sesat. Karena kalau terlalu ketat jaga pola makan, nanti bisa stress. Kalau stress bisa ngemil. Kalau ngemil ya martabak lagi.(*)

Further reading