Provinsi Lampung masuk dalam 10 besar kredit macet pinjaman online. Jika diakumulasikan dengan pinjol ilegal, angkanya bisa lebih besar lagi. Penyebabnya, judi online hingga harga singkong yang anjlok, tak sedikit yang depresi, ada pula yang berakhir tragis, bunuh diri.
(Lontar.co): Mantan Wagub Lampung yang kini Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKB, Chusnunia Chalim masih ingat betul mana kala nomor whatsapp yang ia jadikan sebagai nomor pelayanan publik diteror berulang kali oleh debt collector pinjol pada tahun 2021 lalu.
Menurut Nunik, dalam akun instagram resminya, teror penagih pinjol ini sudah amat meresahkan, sementara, ia sendiri mengaku tak mengenal siapa penunggak pinjaman online yang mencantumkan nomor whatsapp Nunik sebagai kontak darurat dalam pengajuan pinjaman online yang belakangan gagal bayar.
Meski nomor debt collector itu sudah berulang kali diblokir olehnya, namun penagih pinjol itu masih terus menerornya dengan nomor lain.
“Hari Mingguku diserbu pinjol,” tulis Nunik dalam unggahannya di Instagram pada 17 Oktober 2021 lalu.
Faktanya, tingkat gagal bayar utang pinjaman online di Lampung terbilang tinggi, bahkan berada di urutan kesembilan dari 10 provinsi dengan tingkat gagal bayar pinjaman online tertinggi di Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2025.
Data ini, angkanya bahkan bisa lebih besar jika diakumulasikan dengan tingkat gagal bayar pinjaman online ilegal.
Dalam data OJK ini pula disebutkan, total utang pinjaman online sepanjang Januari hingga Maret tahun 2025 nilai transaksi pinjaman online atau fintech lending di Lampung mencapai Rp16,98 triliun.
Jumlah utang pinjol dari Lampung ini, memberikan kontribusi yang amat signifikan dari total keseluruhan utang pinjaman online nasional untuk periode Januari – Maret 2025 yang sudah mencapai Rp83,52 triliun.
Angka total utang pinjaman online di Lampung ini melonjak sangat tinggi jika dibanding periode yang sama di tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp918 miliar lebih.
Dari Judol Hingga Jatuhnya Harga Singkong
Besarnya persentase angka gagal bayar pinjaman online di Lampung ini, belakangan dipicu oleh maraknya judi online hingga jatuhnya harga singkong.
Data dari Polda Lampung menyebut ada sebanyak 258 situs judi online yang diakses setiap hari oleh masyarakat Lampung dengan nilai perputaran uang hingga mencapai Rp1 miliar per hari.
Tingginya perputaran uang judi online di Lampung ini, hampir 80 persen diantaranya diidentifikasi berasal dari pinjaman dalam jaringan.
Satgas Judi Online Polda Lampung juga mengungkap persebaran pemain judi online juga berlangsung merata di 15 kabupaten/kota di Lampung.
Selain digunakan untuk mengakses permainan judi online, tingginya angka gagal bayar pinjaman online di Lampung juga dipicu anjloknya harga singkong sehingga memberi pengaruh yang amat signifikan terhadap kuantitas pinjaman dalam jaringan dan tingkat kredit macet di pinjaman online.
Apalagi, diketahui sebagai komoditas dengan areal budidaya terluas di Lampung, singkong menjadi komoditas yang paling banyak dibudidayakan, dengan jumlah petani yang hidup dan menggantungkan hidupnya dari komoditas singkong sebanyak lebih dari 1 juta penduduk di Lampung.
Dalam inventarisir data jumlah kredit macet pinjaman online di kalangan petani singkong, diketahui, pengajuan pinjaman bukan hanya dilakukan saat akan memulai tanam, tapi juga sepanjang fase budidaya, karena petani berharap harga jual singkong yang tinggi bisa dipakai untuk membayar hutang pinjaman online.
Sehingga ketika panen berlangsung dan harga singkong jauh dari harapan, petani kesulitan membayar hutangnya.

Dari Depresi hingga Bunuh Diri
Seiring tingginya jumlah kasus gagal bayar pinjaman online di Lampung ini, mengungkap pula kenyataan bahwa kasus gagal bayar pinjaman online ilegal juga mendominasi kebanyakan masyarakat Lampung.
Mereka terjerat dengan bunga pinjol ilegal yang amat tinggi. Umumnya, beban bunga yang dikenakan oleh pinjol-pinjol ilegal ini berkisar hingga 5 persen per hari atau 150 persen per bulan.
Dengan bunga yang tinggi di tengah melesunya perekonomian hingga anjloknya harga komoditas pertanian membuat kemampuan untuk membayar pinjaman rendah.
Akibatnya, kasus-kasus seperti depresi hingga bunuh diri akibat terjerat pinjaman online terus terjadi di Lampung.
Tahun 2023 lalu, Provinsi Lampung berada di urutan ketujuh sebagai daerah dengan kasus bunuh diri terbanyak di Indonesia berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri dengan jumlah 27 kasus bunuh diri.
Salah satu pemicunya adalah depresi karena terjerat pinjaman online hingga judi online.
Kasus gagal bayar utang pinjaman online yang kemudian berujung teror dari debt collector sehingga memicu depresi yang berakhir dengan kasus bunuh diri ini yang kemudian marak terjadi di Lampung.
Ini pula yang terjadi pada NH, warga Pekon Bandung Barat, Kecamatan Sukoharjo, Pringsewu, tiga tahun lalu. Ia sempat membuat resah warga Pringsewu dengan tingkahnya yang nyeleneh.
Berpakaian serba putih dan berkeliling dari satu rumah ke rumah lainnya untuk meminta uang.
Aksinya kemudian viral dan aparat Polres Pringsewu kemudian menyigi perkara ini, ternyata NH, perempuan paruh baya ini mengalami depresi berat.
Ia tertekan dengan utangnya di 11 aplikasi pinjaman online yang nilainya lebih dari Rp39 juta, teror demi teror dari debt collector membuat pikirannya kalut hingga akhirnya depresi.
Kini, meski ia sudah relatif lebih tenang dan tak berulah lagi, tapi jejak jeratan pinjaman online masih membekas pada kejiwaan NH yang masih mengalami depresi. Hari-harinya hanya diisi dengan kecemasan dari teror-teror dari para penagih hutang.
Bulan lalu, S (44) seorang petugas satuan pengamanan di Kecamatan Tanjungkarang Pusat terpaksa mengakhiri hidupnya karena tak sanggup menghadapi tekanan tagihan dari debt collector yang terus menerornya.
Ironisnya, gaji yang selama ini bisa diharapkan untuk membayar sejumlah tagihan hutang itu sudah tiga bulan ini tak kunjung dibayar.
Rahman Mangussara dari Center for Financial and Digital Literacy (CFDL) menyebut sepanjang tahun 2024 ini jumlah kasus bunuh diri akibat tekanan pinjaman online mencapai 26 orang.
Salah satu kasus bunuh diri yang paling tragis akibat pinjol adalah kasus bunuh diri satu keluarga sekaligus di Ciputat, Tangerang Selatan yang menewaskan tiga orang; suami istri dan seorang balita, pada akhir tahun 2024 lalu.
Kasus bunuh diri yang meninggalkan duka mendalam ini menjadi pesan yang kuat kepada pemerintah dan masyarakat bahwa masalah pinjol ilegal tidak bisa diremehkan akibatnya jika sudah terjerat terlalu dalam.
Meski pinjol telah banyak memakan korban, pemerintah tampak gamang untuk menutup total pintu pinjol. Keberadaan pinjol dipandang bisa menyolusi persoalan sulitnya sumber pendanaan yang bisa mendukung beberapa program pembangunan. Bagi pemerintah yang penting adalah terjadi perputaran uang karena hal tersebut menjadi ukuran pertumbuhan ekonomi nasional.
Pemerintah tidak peduli bahwa sejatinya pinjol legal dan ilegal keduanya sama-sama haram.
Lucunya, pemerintah bukannya merumuskan regulasi yang kuat terhadap pinjaman online ini, tapi justru hanya sekedar mengubah nama dari pinjol menjadi pindar, pinjaman daring.
‘’Mengubah nama dari pinjol menjadi pindar, boleh-boleh saja, tapi itu tidak lebih dari hanya casing semata. Kurang memadai dan bahkan mungkin tidak berdampak apa-apa pada pemberantasan pinjol ilegal dan peningkatan literasi keuangan dan digital,’’ tegas Rahman.