Penulis: Resti Oktafiani


  • Pemerintah dihadapkan pada pilihan dilematis. Segera menyalurkan bantuan pangan beras dan beras murah Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) atau menyelamatkan nasib petani.

    Jakarta (Progres.co.id): KIRANYA pemerintah lebih memilih untuk mendahulukan pengamanan terhadap kepentingan petani.

    “Jadi dua bulan ini, untuk SPHP dan bantuan pangan sementara ditiadakan. Karena kalau kita terus membanjiri pasar harga gabah tidak naik-naik. Makanya langkah ini diambil untuk menjaga harga gabah agar tidak anjlok,” kata Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, pada rapat dengar pendapat dengan Komisi IV seperti ditayangkan akun youtube DPR RI, Selasa (4/2/2025).

    Ditambahkannya, langkah tersebut perlu diambil mengingat panen raya akan segera dimulai. Apalagi saat ini harga gabah di beberapa daerah masih di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 6.500/kg.

    Penjelasan senada juga disampaikan Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono. Dijelaskannya, penyaluran bantuan pangan dan beras SPHP yang diputuskan untuk 6 bulan selama 2025 untuk sementara ditunda.

    “Untuk sementara enam bulan ke depan bantuan pangan belum bisa dilakukan. Maksudnya untuk menjaga stabilitas harga gabah itu sendiri,” jelasnya.

    Wahyu menambahkan, saat ini Bulog tengah ditugaskan untuk menyerap harga beras sebanyak 3 juta ton. Target ini dilakukan selama masa panen raya.

    Sebelumnya, bantuan pangan beras dan SPHP akan disalurkan selama enam bulan di 2025. Hal ini seperti disampaikan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo, dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Selasa (31/12/2024) lalu.

    “Alhamdulillah, Bapak Presiden Prabowo sudah merestui bantuan pangan beras selama 6 bulan tahun 2025. Jadi Januari, lalu Februari. Kemudian yang 4 bulan lagi, nanti disesuaikan kapan bulannya,” katanya.

    Arief mengatakan, pihaknya siap mendistribusikan 960 ribu ton beras ke-16 juta penerima bantuan pangan (PBP) di 2025 selama enam bulan. Hal ini merupakan bagian dari paket kebijakan ekonomi dan bantalan bagi masyarakat berpendapatan rendah.

    “Kita pahami untuk bantuan pangan beras di 2025, pemerintah terus mempertajam database penerima PBP. Untuk itu, kita fokuskan pada kelompok desil 1 dan 2, serta perempuan yang merupakan perempuan kepala keluarga yang miskin dan lansia tunggal,” tandasnya.(*)



  • Kementerian Pertanian menseriusi urusan singkong di Lampung. Tak mau setengah-setengah menjaga stabilitas harga singkong di tingkat petani, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman secara khusus menyambangi Sai Bumi Ruwa Jurai. Kendati hanya “sepeminuman teh” saja, lalu bertolak kembali ke Jakarta.

    Lampung (Progres.co.id): SEDIANYA Mentan yang didampingi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Yudi Sastro hendak melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lampung Tengah untuk bertemu dengan para petani singkong. Lokasi pertemuan sudah ditentukan yakni di Kantor Balai Kampung Terusan Nunyai.

    Kunker bertujuan mengetahui harga singkong secara langsung dari petani, serta mencari solusi menjaga stabilitas harga komoditas tersebut. Tapi sayang, sebuah panggilan masuk ke ajudan Mentan. Amran diminta segera balik badan untuk menghadiri rapat bersama Presiden Prabowo. Tak pelak kunker dimandatkan pada Dirjen Yudi.

    “Kami hadir untuk mendengarkan secara langsung permasalahan yang dihadapi petani dan mencari solusi terbaik agar harga singkong tetap stabil serta menguntungkan petani,” ujar Dirjen Tanaman Pangan kepada para petani singkong, Senin (3/2/2025).

    Adanya kunker diharapkan terjalin sinergi antara pemerintah pusat, daerah, serta para petani demi meningkatkan kesejahteraan petani singkong khususnya di Provinsi Lampung.(*)



  • Panen padi dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Salah satu caranya dengan menggunakan combine harvester. Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Pringsewu  berupaya mendorong petani setempat menggunakan teknologi tersebut.

    Pringsewu (Progres.co.id): KEPALA Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, Dwiyanto Sulistiono mengatakan, selain praktis dan mempercepat proses panen, penggunaan combine harvester juga dapat mengurangi kehilangan hasil panen (losses).

    Sebagai pembanding, sambungnya, panen yang dilakukan dengan metode manual yang selama ini masih banyak diterapkan, losses bisa mencapai 5 sampai 10 persen. Sebaliknya dengan menggunakan alat combine harvester, angka itu bisa lebih ditekan.

    “Jadi praktis dalam penggunaan sekaligus bisa lebih meningkatkan jumlah produksi,” terang Dwiyanto, Senin (3/2/2025).

    Lebih jauh dia menjelaskan, combine harvester juga memungkinkan proses panen bisa langsung dikemas dalam karung, sehingga memudahkan petani dalam penanganan hasil panen.

    Mengingat besarnya manfaat dari alat ini, Dwiyanto mengungkapkan, pihaknya akan kembali mengusulkan pengadaan combine harvester. “Selama ini baru beberapa wilayah di Pringsewu yang sudah menggunakan. Mendatang kita mengharapkan ada pemerataan untuk wilayah lain. Sehingga pengelolaan pertanian secara keseluruhan di Pringsewu bisa lebih efisen dan efektif lagi,” katanya.

    Beberapa wilayah yang sudah menggunakan combine harvester, Dwiyanto mengimbuhkan, adalah Kecamatan Ambarawa, Pardasuka, dan Pujodadi.

    Dwiyanto juga mengungkapkan, penggunaan combine harvester dapat pula dijadikan solusi menghadapi semakin terbatasnya tenaga kerja panen. Mengingat tenaga panen sudah banyak yang berusia lanjut dan tidak kuat lagi bekerja dengan metode manual di sawah.

    Menurut website yang dikelola Kementerian Pertanian, combine harvester merupakan salah satu tipe mesin panen yang dapat memotong, memegang, merontokan dan membersihkan dalam satu waktu. Mesin ini dioperasikan oleh dua orang operator yang bertugas untuk mengendalikan mesin serta memegang karung pada saat memasukkan gabah ke dalam karung.

    Terkait tipe berdasarkan cara perontokannya, combine harvester dibagi menjadi dua macam yaitu tipe whole feeding dimana semua hasil potongan (jerami dan padi) masuk ke dalam bagian perontokan (thresher).

    Kemudian tipe whole feeding digunakan untuk memanen gandum, kemudian berkembang dan diadopsi untuk memanen padi, serta tipe Head feed type combine harvester, mesin panen padi dimana hanya bagian malainya yang masuk ke dalam bagian perontok (thresher) sedangkan jerami dijepit oleh bagian pembawa (conveying).(*)